Jabar Desak Realisasi Pemerintah

BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunggu realisasi pemerintah pusat membangun tiga pelabuhan samudera di pesisir selatan provinsi itu.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sudah memetakan dan merencanakan pembangunan tiga pelabuhan samudera di Jabar selatan. Namun, hingga peralihan pemerintahan terjadi, penuntasan proyek tersebut tidak jelas.

“Kalau Pak Jokowi hendak mengembangkan potensi kemaritiman, jalan tol laut bagaimana nasib pelabuhan samudera di Jabar. [Ini] harus diperhatikan,” katanya, Rabu (22/10).

Pemprov Jabar sudah menetapkan tiga titik pelabuhan samudera yang akan dibiayai APBN di Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.

Deddy mengatakan saat ini di kawasan Pangandaran tinggal dilakukan pengerukan untuk memulai konstruksi. “Untuk di Sukabumi dan Cianjur tinggal pembebasan lahan. Nah, itu kapan dibangunnya?” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan pelabuhan samudera di selatan sudah mendesak di realisasikan agar kapal-kapal besar nelayan lokal dapat menghasilkan tangkapan dengan maksimal. Selama ini, nelayan sulit menjangkau ke tengah perairan dibanding dengan kapal-kapal asing.

“Di sana ikannya gede-gede. Kapalkapal asing di laut itu bebas, kita tidak bisa ke tengah karena kapalnya kecilkecil,” katanya.

Pihaknya berharap Presiden Jokowi bisa menuntaskan proyek ini karena telah menjanjikan akan mengembangkan dan membangun transportasi laut. Jabar selatan sudah ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) untuk daerah wisata dan perikanan. Potensi yang besar ini, menurutnya, tidak bisa diabaikan. “Ada uang, political will ada, beres itu barang,” tuturnya.

Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jawa Barat menilai keberadaan pelabuhan samudera sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas nelayan memasarkan hasil tangkapan ikan.

Sekjen SNI Jabar Budi Laksana mengaku nelayan akan kesulitan memasarkan ikan hasil tangkapan apabila tidak ada pelabuhan. “Nelayan saat ini hanya mengandalkan tempat pelelangan ikan sebagai tempat pemasaran ikan,” ujarnya.

Kurangnya infrastruktur yang memadai menyebabkan persaingan produksi ikan di Jabar kalah dengan impor.

Deddy mengatakan nelayan luar negeri sudah melakukan penangkapan ikan dengan teknologi yang tinggi, sehingga penghasilan yang diperoleh jauh lebih tinggi.

“Rata-rata kapal mereka di atas 30 GT, yang dapat mencari ikan hingga mendapat
puluhan ton. Sementara, nelayan kecil di bawah 10 GT,” katanya.

Apindo Jawa Barat juga menyebutkan selama ini wilayah selatan Jabar belum memiliki pelabuhan yang menunjang kegiatan industri, terutama di sektor perikanan dan pertambangan. (k29/k57) Bisnis indonesia

Leave a reply