Uji Coba Budidaya lkan Nila di Laut

AKARTA, KOMPAS – Budidaya ikan srikandi, nama strain baru ikan nila (Tilapia sp), diuji coba di keramba jaring apung di laut Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/10). Uji coba itu terkait bantuan pelatihan budidaya dan penanganan pasca panen produk perikanan di negara kecil Pasifik, Fiji.

Sebanyak 10.000 benih nila berukuran 35 milimeter ditebar pada kunjungan kerja Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang
KP) Achmad Poernomo didampingi Duta Besar Fiji untuk Indonesia ST Cavuilatin.

“Uji coba sebelumnya di tambak-tambak di pantai utara dan selatan Jawa,” kata Achmad, Rabu lalu. Uji coba sebelumnya berlangsung di Karawang, Pekalongan,
Tegal, dan Yogyakarta.

Sementara uji coba keramba jaring apung (KJA) merupakan kerja sama Balitbang KP dengan PT Indotani Mas. Benih ikan berasal dari Balai Penelitian Pemuliaan
Ikan di Sukamandi, Subang. Balai itu sejak 2013 mcngirim benih srikandi ke sejumlah daerah hingga 35.000 ekor.

Nila unggulan

Menurut Imran, Kepala Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, srikandi merupakan nila unggulan karena dapat hidup di lingkungan perairan bersalinitas hingga 30 perseribu partikel (ppt) garam. Di kondisi alaminya, nila merupakan ikan darat atau air tawar.

Untuk menghasilkan strain baru itu, dilakukan persilangan delapan strain ikan nila dari alam. Pada proses persilangan selama lima tahun sejak tahun 2007 itu diperoleh strain dengan sifat terunggul yang dapat tumbuh baik di perairan payau dan bahkan di laut bersalinitas tinggi.

Strain srikandi adalah hasil perkawinan silang nila nirwana betina (Oreochromis niloticus) dari Purwakarta dan nila biru jantan (Oreochromis aureus) dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Nila nirwana tumbuh cepat di perairan air tawar, sedangkan nila biru berdaya toleransi tinggi di air payau. Kedua sifat unggulan indukan itu ada pada srikandi.

Pengujian budidaya nila srikandi di KJA laut menunjukkan peningkatan ukuran dari 2 gram per ekor menjadi hingga 800 gram per ekor selama lima bulan. Nilai pertumbuhan ini jauh melampaui ikan hawal bintang yang selama ini menjadi komoditas utama budidaya di laut. (Kompas)

Leave a reply