Proyek Pelabuhan Cilamaya Ancam Blok Migas Pertamina

PEMERINTAH diminta tidak sembarangan membangun proyek pelabuhan yang lokasinya bisa mengancam lapangan minyak dan gas (migas). Alih-alih mendapatkan keuntungan, justru yang terjadi malah hilangnya pendapatan dari migas yang selama ini diterima oleh negara.

Pengamat Energi Darmawan Prasodjo mengatakan , pembangunan Pelabuhan Cilamaya,, di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berpotensi mengancam Anggaran Pendapatan dan Belanja Ncgara (APBN). Sebab, operasi dan produksi Blok Offshore North West Java (Blok ONWJ) di lepas pantai yang terletak di kabupaten itu harus ditutup .

“Pembangunan Pelabuhan Cilamaya itu perlu dipertimbangkan lagi,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.

Perlu diketahui, Blok ONWJ berproduksi sejak 1971 dan saat ini dioperasikan oleh PT Pertarmina Hulu Energi (PHE) ONWJ. PHE ONWJ memasok gas ke PT Pupuk Kujang, BBM ke Jabodetabek, serta pembangkit listrik PLN Tanjung Priok dan
Muara Karang,serta SPBE Bus TransJakarta. Selain itu, di blok ini terdapat pipa gas Pertamina EP yang memasok ke hampir 30 industri di Jawa Barat.

Produksi gas PHE ONWJ tahun 2013 sebesar 200 juta kaki kubik perhari dan PT Pertamina EP sebsar 63 juta kaki kubik perhari. Adapun rata-rata produksi minyak hariannya sebesar 40.000 barel perhari . Saat ini PHE ONWJ juga menjadi produsen minyak terbesar keempat di Tanah Air.

Apabila, PHE ONWJ harus memendam pipa, diperlukan biaya lebih dari Rp 11 triliun. Adapun potensi kehilangan pendapatan akibat pembangunan pelabuhan , yakni sebesar Rp 130 triliun dan Perlamina EP sekitar Rp 1,4 triliun . Cadangan migas 750 juta barel untuk masa depan pun tidak bisa dimanfaatkan apabila pelabuhan dibangun di lokasi ini.

Corporate Secretary Pertamina Ali Mundakir menyarankan, sebaiknya rencana lokasi Pelabuhan Cilamaya tidak berdekatan dengan lapangan ONWJ. “Kalau berdekatan sangat berbahaya, karena jangkar kapal bisa memutus jalur pipa laut lapangan ONWJ. Dan juga, pemerintah selama ini tinggal duduk manis lalu dapat duit. Ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan mengandalkan Pelabuhan Cilamaya yang belum menentu keuntungan yang akan didapat,” cetus Ali .

Darmawan mengatakan bahwa jika pelabuhan itu dibangun, maka Blok ONWJ terpaksa ditutup. Sebab, jalur pelayaran dari dan menuju pelabuhan tersebut akan mengganggu pipa gas PT Perlamina EP yang memasok gas untuk industri di Jawa Barat dan Bus TransJakarta, serta pembangkit listrik Muara Karang dan Tanjung Priok di Jakarta.(Rakyat Merdeka)

Leave a reply