Pemerintah Izinkan Impor Melalui Pelabuhan Bitung dan Cikarang

Pemerintah telah mengoperasikan Cikarang Dry Port di Karawang, Jawa Barat, sebagai gerbang masuk impor untuk sejumlah produk demi mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan Indonesia dengan volume terbesar.

Makanan dan minuman, obat tradisional dan suplemen kesehatan, kosmetik dan obat rumahan, pakaian, alas kaki, barang elektronik dan mainan adalah produk yang akan masuk ke pasar domestic melalui Cikarang Dry Port berdasarkan Peraturan Kementerian Perdagangan tentang impor yang belum lama ini diterbitkan.

“Gerbang masuk baru yang digunakan untuk mengimpor produk tertentu ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok sehingga waktu tunggu di pelabuhan itu dapat berkurang,” jelas Direktur Impor Kementerian Perdagangan, Thamrin Latuconsina belum lama ini.

Pembukaan dry port ini sejalan dengan usaha pemerintah untuk memangkas waktu tunggu (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok dari 5,89 hari menjadi 4 hari di akhir tahun ini agar kegiatan perdagangan internasional lebih efisien.

Waktu untuk bongkar muat di pelabuhan utama Indonesia itu saat ini termasuk yang paling lama di Asia. Bahkan di kawasan ASEAN, waktu tunggu pelabuhan di Indonesia juga tertinggal oleh negara tetangga seperti Singapura yang hanya 1,5 hari, Malaysia 3 hari, dan Thailand 4 hingga 5 hari.

Selain Cikarang Dry Port, pemerintah juga mengizinkan Pelabuhan Bitung untuk menampung impor makanan dan minuman, serta pakaian dan alat elektronnik.

Berdasarkan peraturan, pemerintah juga memperketat impor dengan mewajibkan importer menyertakan surat pemberitahuan atau izin distribusi untuk diverifikasi oleh petugas di pelabuhan asalnya.

Selain Cikarang Dry Port dan Pelabuhan Bitung yang baru beroperasi, Indonesia juga telah memiliki sembilan pelabuhan impor yaitu Pelabuhan Belawan di Medan (Sumatera Utara), Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang (Jawa Tengah), Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya (Jawa Timur), Pelabuhan Soekarno-Hatta di Makassar (Sulawesi Selatan), Pelabuhan Dumai di Riau, dan Pelabuhan Jayapura di Jayapura. Selain itu, Indonesia juga memiliki lima bandara internasional yakni Bandara Kuala Namu di Deli Serdang, Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Hasanuddin di Makassar.

Sekretaris Jendral Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Toto Dirgantoro, mengharapkan eksportir untuk memanfaatkan pembukaan pelabuhan baru tersebut, terutama Cikarang Dry Port. Kelancaran arus barang di Tanjung Priok akan mempercepat pengiriman barang ke luar negeri. Namun demikian, Toto mengatakan bahwa pemanfaatan pelabuhan tersebut dapat lebih maksimal dengan memindahkan Kantor Bea dan Cukai Pelabuhan Cikarang.

“Jika Kantor Bea dan Cukai Cikarang Dry Port dipindahkan ke Priok, barang-barang dari Priok dapat ditumpuk di sana, jadi biaya untuk importir dapat berkurang,” katanya. (JP/Linda Yulisman)

Leave a reply