Pelindo III Bangun Terminal Domestik di Benoa

DENPASAR – PT Pelabuhan nIndonesia (Pelindo) III Cabang Benoa telah membangun terminal khusus penumpang domestik. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang kapal laut.

“Kami membangun terminal khusus penumpang domestik dengan luas 1.383 meter persegi (m2) yang mampu menampung 700 orang,” kata Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto pada acara peresmian gedung baru terminal domestik Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, Rabu (1/10).

Menurut Djarwo, pembangunan gedung dengan gaya minimalis dipadukan dengan ornamen Pulau Dewata akan memberikan kenyamanan bagi penumpang.

“Terminal dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet, ruang menyusui bayi, ruang
VIP, dan ruang bagi perokok,” ujar dia.

Dia menambahkan, pembangunan terminal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab
pengelola Pelabuhan Benoa kepada pengguna jasa untuk memberikan pelayanan terbaik
yang sesuai dengan budaya perusahaan.

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan yang memadai, terlebih Pelabuhan Benoa
menjadi pelabuhan wisata untuk kapal pesiar berlabuh,” tutur dia.

Sementara itu, General Manager PT Pelindo III Benoa Ali Sodikin mengatakan, saat ini
Pelabuhan Benoa secara rutin disinggahi tiga kapal domestik yang dioperasikan PT Pelni.
Kapal tersebut adalah KM Tilongkabila, KM Awu, dan KM Kalimutu.

“KM Tilongkabila berangkat dari Pelabuhan Benoa menuju pelabuhan di Indonesia bagian timur, antara lain Pelabuhan Lembar (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan lainnya,” ujar Ali seperti dikutip dari Antara.

Sedangkan KM Awu melayani penumpang dari Pelabuhan Surabaya, singgah di Pelabuhan Benoa sebelum menuju Bima. Kemudian, KM Kalimutu melayani rute dari Pelabuhan Bima ke Pelabuhan Benoa dan menuju Pelabuhan Surabaya.

Sementara itu, pelabuhanpelabuhan di kawasan timur Indonesia (KTI) harus dijadikan
sebagai pelabuhan komoditas impor dari Eropa, Asia, dan Australia. Hal itu sejalan dengan visi maritim Presiden terpilih Joko Widodo terkait rencana membangun tol laut.

“Pelabuhan seperti di Sorong- Papua dan Bitung-Sulawesi Utara, bisa dijadikan pintu masuk bagi 14.000 kapal yang beroperasi di Indonesia. Dengan begitu, lalu lintas laut di kawasan timur akan ramai, mengurangi biaya transportasi kapal yang selama ini pelayarannya tidak terjadwal, serta mendorong migrasi transportasi darat ke laut,” kata
Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Danang Parikesit baru-baru
ini. ™ Investor Daily

Leave a reply