Merger Pelindo Bakal Raup US$ 7 Miliar

JAKARTA – Rencana penyatuan Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Perusahaan Pelabuhan Indonesia diyakini bisa meraup US$ 6-7 miliar. Dana sebesar itu bisa digunakan untuk memperbaiki 20-25 pelabuhan dan membangun 10 pelabuhan baru.

“Saya bilang sama Presiden terpilih Joko Widodo, kita bisa ‘raise fund’ (menghasilkan)
Pendapatan perusahaan jika Pelindo I-IV disatukan mencapai US$ 6-7 miliar tanpa
bantuan pemerintah,” kata Direktur Utama Pelindo II RJ Lino saat ditemui di sela diskusi
“Transformasi Konsep Maritim Indonesia” di Jakarta, Kamis (16/10).

Lino yang ditunjuk sebagai pemimpin penyatuan seluruh Pelindo mengatakan, dana
pemerintah yang awalnya diperuntukkan Pelindo bisa dipakai untuk proyek lain. Misalnya, untuk membangun 10 pelabuhan baru dan memperbaiki 20-25 pelabuhan yang lama.

“Dengan begitu, levelnya bisa average (setara) dengan Asean. Semua pelabuhan di Indonesia bisa ditingkatkan level of service (tingkat pelayanannya), sekarang ini kan
ketinggalan,” ujar dia.

Lino menambahkan, pendapatan tersebut juga nantinya bisa berkontribusi pada per tumbuhan ekonomi sebesar 0,31%. “Katakanlah sekarang ini pertumbuhan Indonesia 5,8%, ditambah 0,31% kan banyak itu,” ungkap dia seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, perawatan pelabuhan harus terintegrasi, tidak hanya hanya satu pelabuhan yang menjadi fokus perbaikan, seperti Pelabuhan Tanjung Priok. “Pelabuhan itu kan bolak balik dari pelabuhan satu ke pelabuhan lain. Kalau Priok diperbaiki tapi Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Banjarmasin atau Sorong tidak diperbaiki, ya sama saja. Semuanya harus didorong, semuanya harus diperbaiki,” tegas dia.

Selain itu, lanjut dia, penyatuan Pelindo bisa mempersempit peluang transhipment (bongkar muat barang, sebelum sampai pelabuhan tujuan) di Pelabuhan Singapura
Karena bongkar muat barang akan dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Sekarang ini, katanya, hanya kapal-kapal dari Amerika Serikat dan Eropa saja yang masih mau bongkar muat di Priok. Sedangkan kapal-kapal Prancis, Australia, dan Afrika sudah tidak bisa lagi bongkar muat langsung dari Tanjung Priok.

Dia menambahkan sementara ini dari Surabaya, dari Semarang semua transhipment- nya masih di Singapura dan Malaysia. Karena itu, Lino akan membuat konsep diskon untuk setiap kapal yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Kalau sudah menjadi satu perusahaan, saya akan membuat begini, barang dari Surabaya atau di Semarang kalau transhipment-nya di Priok saya kasih diskon di tarif handling , tetapi kalau ke Singapura tarifnya sama,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, bisa menarik pelanggan karena lebih murah biayanya. Upaya tersebut juga menghindari kerugian di satu perusahaan, karena pelabuhannya tidak menjadi tempat bongkat muat barang dan semua sistem terpadu.

“Misalnya, Pelindo III tidak mau diberlakukan sistem seperti itu karena pendapatannya
berkurang, pola berpikirnya harus diubah. Kan ini satu perusahaan,” katanya.

Dengan banyaknya kapal yang melakukan bongkar muat, maka kapal-kapal besar akan
masuk ke Indonesia dan meningkatkan freight (ongkos angkut), dengan demikian akan menurunkan ongkos logistik. “Karena itu Pelindo harus disatukan, ini barang manis,” katanya.

Dia mengatakan, saat melakukan kunjungan ke Jepang, pihaknya mendapatkan pinjaman US$ 1,25 miliar dari tujuh bank utama serta 30 bank pendukung. Sementara itu di Singapura ada 70 bank yang akan membantu. “Ini artinya pelabuhan kita memiliki
Potensi yang diminati negara-negara lain,” ujar dia. (ean) Investor Daily

Leave a reply