Jakarta DIoyd Bukukan Laba 422,8 M

JAKARTA – PT Djkarta Lloyd membukukan keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp 422,8 miliar pada semester I-2014, naik dari keuntungan di tahun lalu sebesar Rp 57,09 miliar. Sedangkan pendapatan usaha perusahaan pelayaran kargo pelat merah ini mencapai Rp 60 miliar, yang didominasi oleh penghasilan angkutan batubara milik PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 90%, kegiatan keagenan, hasil sewa, dan
Aktivitas perusahaan cabang.

“Walaupun pencapaian pendapatan usaha hanya 45% dari anggaran yang direncanakan, realisasi perolehan laba kotor telah melampaui anggaran yang direncanakan,” kata Direktur Djakarta Lloyd Arham S Torik dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pekan lalu.

Dia menambahkan, pendapatan usaha lain diperoleh dari bunga bank dan demurrage sebesar Rp 1,17 miliar. Sementara itu, pendapatan lain non-operasional perusahaan Diperoleh dari pendapatan hasil haircut PKPU sebesar Rp 424 miliar berdasarkan Ketetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas penetapan berlakunya PKPU di PT
Djakarta Lloyd.

Arham menjelaskan, poin penting hidupnya kembali perusahaan adalah telah dilakukan
perjanjian perdamaian dengan seluruh kreditor yang sepakat untuk menghapus
(haircut) utang Djakarta Lloyd sebesar 32,5% dan akan diangsur selama 18
tahun dengan masa tenggang selama lima tahun.

“Akibat telah inkracht putusan pengadilan tersebut, perusahan dapat kembali memperbaiki keuangan dengan diperoleh laba atas haircut tersebut. Utang yang selama
ini menjadi kendala terhadap kesehatan perusahaan telah dikonversi menjadi saham
(debt to equity swap) sehingga memperbaiki posisi modal yang semua minus menjadi
positif kembali,” kata Arham.

Kegiatan utama PT Djakarta Lloyd saat ini yaitu melakukan transpoter jasa pengiriman
(freight) batubara milik PT Perusahaan Listik Negara (PLN). Adapun rute pelayaran
freight antara lain Muara Setui–Nagan Raya, Asam-asam–Teluk Sirih, Asam-asam-Nagan
Raya, Asam-asam–Tanjung Awar-awar, dan Tarahan-Sibolga.

“Jumlah (batubara) yang terangkut hingga semester I adalah 268 ribu MT. Jumlah ini masih separuh dari yang direncanakan sebanyak 500 ribu MT. Sedangkan usaha Lainnya berupa usaha keagenan yang masih tersisa dan belum dikembangkan secara maksimal, Demikian pula perolehan sewa yang sebagian besar diperoleh dari penyewaan kontainer juga belum dioptimalkan,” jelas Arham.

Dia menambahkan, untuk charter out kapal belum bisa dilakukan mengingat satu-satunya kapal yang masih dapat dioperasikan yakni KM Leukseumawe dalam kondisi harus docking sesuai ketentuan keselamatan pelayaran. “Diharapkan pada semester ini dapat dilakukan docking dan di triwulan terahir diperoleh pendapatan charter out,” ujar dia.

Lebih lanjut, Arham menyebut pihaknya sedang meminta regulator untuk mengatur
Sinergi antar-BUMN di Indonesia. Arham menginginkan kebutuhan angkutan logistik
untuk berbagai perusahaan BUMN bisa dipenuhi oleh Djakarta Lloyd. Hal ini salah satu cara untuk memperoleh pendapatan yang besar.

“Kondisi perusahaan tahun 2014 belumlah pulih benar, akan tetapi kami mempunyai
tekad yang sangat kuat untuk bergerak lebih cepat mencapai cita-cita kami yang
dituangkan dalam visi dan misi kami yaitu menjadi perusahaan sehat dan berperan
aktif sebagai jembatan logistik nasional,” pungkas dia. (lrd) Investor Daily

Leave a reply