Investor Masih Jauhi Sektor Perikanan
JAKARTA. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya alam besar untuk mendukung industri sektor perikanan. Namun, hingga saat ini, penanaman modal di sektor perikanan masih sangat sedikit, dari investor dalam maupun luar negeri. Berdasarkan jumlah investasinya, penanaman modal di sektor perikanan masih menduduki peringkat terbawah.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, jumlah penanaman modal asing (PMA) di sektor perikanan di kuartal III 2014 hanya US$ 1,7 juta atau 0,02% dari seluruh investasi asing di periode ini yang mencapai US$ 7,46 miliar. Investasi asing tersebut terdiri dari 14 proyek.
Sedang penanaman modal dalam negeri (PMDN) hanya di satu proyek, dengan nilai kurang dari Rp 100 juta. Padahal, total PMDN mencapai Rp 41,57 triliun.
Jika dirunut sepanjang Januari-September pada tahun ini, PMA di sektor perikanan juga tetap terendah ketiga dari 24 sektor. Nilai investasinya US$ 28,6 juta, hanya 0,13% dari seluruh PMA senilai US$ 21,74 miliar. Untuk PMDN malah tetap paling rendah karena hanya ada 5 proyek.
Ini jelas kontras dengan potensi besar di sektor perikanan. Merujuk data economicsize, sektor perikanan Indonesia tahun ini memiliki aktivitas ekonomi mencapai Rp 337 triliun. “Ini seharusnya menjadi incaran para investor, tapi kenyataannya berkata lain,” ujar Saut Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (P2HP KKP), Kamis (23/10).
Menurut Saut, investasi di sektor perikanan memang sangat minim. Sejak tahun 2004 hingga 2014, PMDN di sektor perikanan hanya sebesar 0,01% dari total investasi pengusaha domestik yang senilai Rp 591,10 triliun. Sedangkan untuk PMA sebesar 0,11% dari nilai investasi asing sebesar US$ 158,9 miliar.
Hal ini karena, sektor perikanan tak memiliki sarana prasarana pendukung yang memadai seperti infrastruktur, listrik, air, dan lainnya. “Bisa dibilang sangat minim,” tandas Saut.
Sedangkan faktor lainnya ialah komitmen daerah dan regulasi di sektor perikanan yang belum siap. Penyebab lainnya, insentif daerah yang
minim, iklim investasi yang belum kondusif, serta biaya transportasi dan logistik yang masih sangat mahal.
Menurut Saut, KKP sudah mempromosikan penanaman modal di sektor perikanan. KKP sudah memetakan wilayah potensial yang siap dibidik investor. Misalnya, di Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, memiliki sumber daya perikanan yang besar, sehingga cocok untuk investasi industri pengolahan produk perikanan.
Herman Sutdjiamidjaja, Direktur Pemasaran PT Dharma Samudera Fishing Industries berpendapat, minimnya investasi di sektor perikanan adalah berkah bagi pengusaha lokal yang sudah lebih dulu menyasar bisnis ini. “Persaingan usahanya tak berat,” kata Herman. ( Kontan)
Leave a reply
Leave a reply