Genjot lnvestasi, Sofyan Cs Geber Proyek Infrastfuktur

Tim ekonomi Jokowi-JK memasang target pertumbuhan ekonomi yang tinggi hingga 7 persen. Untuk mengejar target investasi tersebut, pemerintah akan membangun proyek infrastruktur secara besar-besaran.

MENTER1 Keuangan (Menkeu) Bambang Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen bisa dicapai bila terjadi peningkatan investasi di sektor riil.

“Untuk mencapai pertumbuhan 7 persen, maka membutuhkan pertumbuhan investasi sampai 10 persen. Jika tumbuh l 0 persen, kenaikan investasi bisa memberikan kontribusi pertumbuhan sekitar 2 sampai 3 persen,” tutur Bambang di Jakarta, kemarin.

Bambang menilai, kenaikan investasi lebih bisa menjamin pertumbuhan ekonomi. Karena daya dorong investasi jauh lebih efektif dibandingkan konsumsi masyarakat dan ekspor. ”Dalam jangka pendek ekspor belum bisa diharapkan,” kata Bambang.

Menurut Bambang, target pertumbuhan investasi sebesar 10 persen tetap bisa di capai. Sebagai bukti, pada 2011 Indonesia juga berhasil meningkatkan pertumbuhan investasi 10 persen.

Bambang melihat, ke depan investasi berpotensi meningkat. Karena pemerintahan Jokowi-JK mempunyai program menggenjot pembangunan infrastruktur dan percepatan infrastruktur besar-besaran.

Bam bang menuturkan, peningkatan investasi tidak harus bersumber dari asing, tetapi juga ditto pang dari sumber dalam negeri seperti BUMN. “Ka1au tahun depan infrastruktur sudall ada perbaikan, saya pik.ir Tahun 2016-2017 pertumbuban 7 persen bisa tercapai,” ungkap Menkeu.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga optimistis pertumbuhan ekonomi mendatang akan lebih baik.

Sofyan memastikan, pembangunan infrastruktur akan menjadi fokus pemerintah. Salah satunya percepatan pembangunan tol laut seperti pembangunan pelabuhan besar seperti Medan, Makasar dan Papua.

Sementara Anggota Fraksi Demokrat DPR Khotibul Umam Wiranu meminta agar pemerintah lebih selektif dalam membangun proyek infrastruktur. Karena itu, dia mendukung rencana pengalihan titik pembangunan Pelabuhan Internasional dari Cilamaya ke Kabupaten Semarang atau Tegal di Provinsi Jawa Tengah.

Posisi Pelabuhan berskala Internasional di Jawa Tengah, menurut Umam, lebih tepat guna memangkas kemacetan jalur distribusi barang di Pulau Jawa. Selain di Jateng, kata Umam, juga dibutuhkan Pelabuhan berskala internasional di daerah JawaTimur.

“Sesuai program kemaritiman Jokowi lalulintas laut harus di ektifkan agar barang mudah didistribusikan. Saat ini kita butuh Pelabuhan berskala internasional di luar Jakarta, yakni di Jawa Tengah dan di Timur, sehingga jalur transportasi tidak bertumpuk di darat,” ujarnya, kemarin.

Umam mengungkapkan, pada periode Pemerintahan SBY, pihaknya turut mengawal perluasan dan peningkatan kapasitas pelabuhan Tanjung Priok hingga ke Wilayah Bekasi. “Tetapi di daerah Bekasi dan Pakishaji ini airnya dangkal, sehingga kapal besar sulit masuk,” imbuhnya.

Untuk mendorong efisiensi jalur distribusi barang dan mengurangi kemacetan di jalur darat, menurut Umam, perlu dilakukan percepatan pembangunan pelabuhan berskala internasional di Jawa Tengah.

“Dengan adanya pelabuhan internasional di Jawa Tengah, terserah mau ditempatkan di Tegal atau Semarang. Distribusi barang bisa lebih efisien, dan transportasi orang juga tidak bertumpuk di darat,” tandasnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofian Wanandi menyatakan mendukung jika pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

“Kita bisa membantu pemerintah karena pengusaha juga mengharapkan terjadi peningkatan pertumbuhan yang signifikan,” kata Sofian.

Dikatakan, pemerintah juga harus membenahi berbagai hambatan pertumbuhan seperti kepastian hukum, otonomi daerah, kebijakan makro dan infrastruktur .( Rakyat Merdeka)

Leave a reply