Dahlan Dukung Pelindo II Mayoritas di JICT

JAKARTA – Kementerian BUMN menyetujui PT Pelindo II untuk melakukan renegosiasi perpanjangan kontrak kerja sama dengan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dengan cara meningkatkan kepemilikan saham. “Usulan direksi Pelindo untuk renegosiasi kami dukung, dengan catatan Pelindo harus meningkatkan kepemilikan
saham menjadi mayoritas di atas 51%,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis (17/7).

Menurut Dahlan, upaya renegosiasi dengan meningkatkan kepemilikan sahan tersebut diharapkan dapat menaikkan pendapatan bagi Pelindo. JICT perusahaan afiliasi Pelindo II, didirikan tahun 1999. Sahamnya dimiliki Hutchison Port Holding Group (HPH Group) sebesar 51% dan sisanya 48,9% oleh Pelindo II dan 0,1% Koperasi Pegawai Maritim.

JICT adalah pelayanan bongkar muat petikemas, baik ekspor maupun impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini, kata Dahlan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Pelindo II sedang mengkaji usulan tersebut dengan meminta pertimbangan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung.
“Dengan menaikkan porsi saham menjadi mayoritas atau di atas 51%, maka tingkat keterbukaan dan keuntungan dari pengelolaan JICT bisa lebih baik dari saat ini,” tegas Dahlan. Soal waktu renegosiasi, mantan Dirut PT PLN ini menuturkan harus diselesaikan secepat mungkin.

“Secepat mungkin lah. Perpanjangan kontrak kerja sama ini harus lebih bagus dari kontrak proyek pembangunan terminal peti kemas Kalibaru Tanjung Priok atau Container Terminal NewPriok, antara Pelindo dengan Mitsui,” papar dia. Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Pelindo II (IPC) Rima Noviyanti mengungkapkan, perseroan mencatat total
pendapatan bersih sebesar Rp 1,77 triliun pada kuartal I-2014, atau naik sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Dari total pendapatan tersebut, laba bersih yang didapat sebesar Rp 332,28 miliar,” ujar dia.

Rima menambahkan, realisasi kinerja perusahaan pada kuartal I-2014 dari sisi pelayanan petikemas di 12 cabang pelabuhan Pelindo II tercatat sebanyak 1,234 juta boks atau sekitar 1,62 juta TEUs. “Pelabuhan Tanjung Priok sendiri melayani 1,42 juta TEUs atau mencapai 88% dari seluruh kontainer yang dilayani oleh pelabuhanpelabuhan di bawah pengelolaan IPC,” ujar dia.

Di luar peti kemas, lanjut dia, kenaikan trafik arus barang terjadi di dermaga curah, seperti pada curah cair (liquid bulk) naik tipis sebesar 0,08% dari 6,52 juta ton pada kuartal I-2013 menjadi 6,53 juta ton pada kuartal I-2014. Begitu pula, dengan curah kering (dry bulk) mengalami kenaikan sebesar 5% dari 10,34 juta ton pada kuartal I-2013 menjadi 10,94 juta ton pada kuartal I-2014. Sementara itu, realisasi untuk general cargo yaitu sebesar 3,29 juta ton dan bag cargo sebesar 2,31 juta ton. Sedangkan arus penumpang dalam negeri pada kuartal I-2014 sebesar 201.796 orang.

Rima melanjutkan, untuk bongkar muat (dwelling time), IPC meningkatkan waktu sandar kapal dan bongkar muat dari 7,9 hari pada Desember 2013 menjadi 6,02 hari pada Juni 2014. “Kami optimistis dapat memperbaiki waktu tunggu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi empat hari sesuai arahan Menko Perekonomian agar proses keluar
Masuk barang lebih cepat dan lancar,” jelas dia. (tm/ean/ant)

Leave a reply