Boyong Wartawan Keliling Kapal Perang Di Tanjung Priok
DUTA Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin mengajak wartawan melakukan tur singkat di Kapal Perang Latih Yaroslav Mudry yang singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat petang (7 I 11). Kehadiran kapal itu untuk menunjukkan peralatan
pertahanan Rusia dalam Indo Defence 2014 Expo & Forum 5 – 8 November 2014.
Ada dua kapal Rusia yang tiba pada 4 November, berlabuh di Dennaga 110-111. Yaitu, RFS Yaroslav Mudry 727 dan RFS Kola. Yaroslav Mudry merupakan kapal perang kelas/type eustrashimy Class Frigates, memiliki panjang 129 meter, lebar 15,6 meter dan draft 5,6 meter. Sedangkan Kola merupakan kapal perang kelas/ type 6 Mod Altay Class, memiliki panjang l06,2 meter, Lebar 15,5 meter dan draft 6,7 meter. Kedua kapal berada di Jakarta hingga kemarin.
“Kedatangan kapal ini menjadi simbol bahwa Rusia ingin membawa perdamaian dan keamanan di Asia-Pasifik,” kata Galuzin dari atas Yaroslav Mudry.
“Saya sangat puas pameran kami dikunjungi sejumlah pejabat tinggi militer Indonesia,”
ucap Galuzin, menyebut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan para pejabat tinggi lainnya.
Kedatangan kapal itu juga merupakan cara Rusia menyatakan dukungan atas keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Indonesia merupakan negara maritim yang kuat; pernah mengalami masa kejayaan di tautan. Rusia mendukung keinginan Presiden Joko Widodo mengembalikan serta mernperkuat posisi
Indonesia sebagai negara maritim,” ujar Galuzin.
Kerja sama antara Rusia dan Indonesia baru sebatas pada sektor pertahanan militer, salah satunya impor alat utama sistem persenjataan (alutsista). Namun, Rusia kali ini akan memulai kerja sama dalam bidang baru untuk membantu Indonesia mewujudkan gagasan poros maritim dunia.
“Rusia dan Indonesia sebagai dua negara maritim berkekuatan besar memiliki kesempatan yang sangat besar untuk bekerja sama di berbagai sektor,” ujar Galuzin.
“Bukan hanya kerja sama dalam bidang militer, tetapi juga pembangunan perkapalan sipil. Mengekspor kapal-kapal besar Rusia ke Indonesia,” sambung Galuzin.
Dia mengklaim Rusia telah berpengalaman dalam hal-hal yang berbau perkapalan atau pelabuhan, seperti logistik, organisasi serta fasilitas pelabuhan lainnya. Oleh karena itu, Rusia percaya bahwa kerja sama dengan Indonesia akan secara komprehensif membantu mewujudkan gagasan Indonesia tersebut.
“Saya harap para pakar kami, peralatan kami, teknologi kami di sektor ini dapat berguna bagi Indonesia,” ujar Galuzin. “Karena kami ingin lihat Indonesia sukses. Tentu senang kalau lihat sahahat sukses,” tutur Galuzin. Selain itu, Galuzin bercerita mengenai niat beberapa negara mengisolasi Rusia dalam KTT G20 di Australia, gara-gara perang di Ukraina.
“Yang jelas, tuan rumah tidak bisa melarang anggota G20 hadir. Anggota lain juga tidak bisa. Lagi pula apa alasan mereka melarang Rusia ikut dalam pertemuan G20? Masalah Ukraina? Ini hanya akal-akalan Barat seperti biasa. Mereka tidak suka kalau Rusia terlalu banyak berinteraksi dengan negara lain,” pungkas Galuzin tersenyum. ( Rakyat Merdeka)
Leave a reply
Leave a reply