Bos Pelindo Ngaku Sering Ditekan Petinggi Negara

Richard Joost (RJ) Lino curhat mengaku sering ditekan dan diancam selama menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo II. Namun, dia menolak untuk mengundurkan diri dari BUMN tersebut.

HAL tersebut diungkapkan Lino mengomentari dugaan pengunduran diri Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina karena tidak tahan menghadapi banyak tekanan.

“Saya memahami keputusan Karen. Jadi dirut BUMN itu nggak gampang, harus berani menghadapi intervensi dari dalam dan luar. ltu butuh keberanian. Jika tidak, alternatif pilihan baiknya memang mengundurkan diri,” tegas Lino di Jakarta, kemarin.

Dirinya yakin, tekanan yang sama juga dialami banyak Dirut BUMN. Selain ancaman fisik. Selain itu dirinya juga pernah mendapatkan surat kaleng berisi tuduhan korupsi agar dirinya menghentikan aksi Pelindo di dalam memperbaiki akuntabilitas Pelabuhan Tanjung Priok.

“Tekanan datang dari mana-mana, karena yang berkepentingan di pelabuhan itu banyak sekali. Mulai dari petinggi negara, pengusaha, hingga masyarakat biasa,” bebernya. Sayangnya, dia enggan membeberkan nama-nama yang kerap menekannya.

Namun, dirinya enggan menyerah seperti mengundurkan diri. Lino lebih memilih opsi melawan pihak-pihak yang menekannya tersebut. Dia menyebut, kunci untuk melakukan perlawanan, yakni harus bersih dan berani menolak persekongkolan serta menyimpang dari aturan.

“Kalau anda kompromi, artinya anda punya utang. Itu artinya bisa menjadi fire back buat Anda sendiri,” tegasnya.

Pengamat BUMN Said Didu mengamini keterangan Lino. Menurutnya, tekanan dan intervensi terhadap Dirut BUMN sudah bukan rahasia lagi. “Yang saya khawatirkan, nanti orang-orang bagus enggan jadi Dirut BUMN karena tidak nyaman. Semua bisa lari. ke swasta,’ ujar Said kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Said mengungkapkan, tak sedikit tekanan terhadap pejabat BUMN berisiko hukum. “Kalau tekanan sangat berat, orang pilih meninggalkan BUMN,” ungkapnya.

Bekas Sekretaris Menteri BUMN itu meminta pemerintah membenahi tata kelola BUMN. Pengelolaan BUMN harus didorong transparan dan profesional. Hal tersebut bisa dimulai dengan sikap tegas pemerintah membela setiap pengambilan keputusan penting di BUMN.

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengkritik kinerja RJ Lino. Menurutnya, rekam jejak Karen dan Lino berbeda. “Kalau Karen memang jago, tapi kalau Lino. Sok jago,” kritiknya seperti dikutip Okezone.

Sedangkan Direktur Operasional PT Sarinah Handriani Tjatur Setiowati menilai, sulit dibantah dugaan Karen mundur karena mendapatkan tekanan. “Pertamina perusahaan BUMN satu-satunya yang bergerak di oil and gas. Negara sangat tergantung pada Pertamina, sama halnya PLN itu sangat kental dengan politik. Kalau nggak kuat mental. Apalagi kalau perempuan, kalau direcokin dia risih, capek,  jadi ya lebih baik mengundurkan diri,” ujarnya.

Karen mengundurkan diri sebagai Dirut per 1 oktober mendatang. Menteri BUMN Dahlan lskan mengaku, Karen mundur karena ingin mengurus keluarga dan mengajar di Universitas Harvard.

Anggota Dewan Energi Nasianal (DEN) Bidang industri Abadi Pumomo meminta, pengganti Karen memiliki jiwa kepemimpinan dan berani melawan intervensi mafia minyak.

“Pertamina itu visi misinya di bidang energi,jadi yang baru mengisi ya manager energi. Itu syarat mutlak,” kata Abadi. • KPJ/DIR

Leave a reply