Bank asing Komitmen Salurkan Kredit Ke Sektor Maritim

JAKARTA – The Foreign Banks Association of Indonesia (FBAI) mendukung pengembangan industri maritim di Indonesia, yang akan diwujudkan dalam bentuk kredit sindikasi dan instrumen pendanaan lainnya.

Ketua FBAI Joseph Abraham mengatakan, pihaknya sudah berdiskusi dengan pemerintah terkait dengan potensi maritime di Indonesia. Menurut Abraham, potensi maritim di Indonesia cukup bagus, namun pengembangannya tersendat karena Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang digunakan terbatas. “Oleh karena itu, pemerintah mengajak bank asing untuk bisa berpartisipasi dalam pemberian kredit untuk sektor maritim tersebut,” jelas dia di Jakarta, Rabu (10/9).

Abraham menilai prioritas utama dalam industri maritime ini adalah pengembangan infrastruktur. Dia menjelaskan, sebelumya beberapa bank asing melakukan sindikasi untuk pembiayaan infrastruktur proyek PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo II dan Pelindo III.

Skema kredit sindikasi memang paling memungkinkan untuk mendanai proyek maritime yang bernilai miliaran dolar AS. Pasalnya, risiko akan menjadi lebih kecil apabila ditanggung bersama-sama. Apalagi, FBAI terdiri atas 26 anggota yang potensial untuk melakukan kredit sindikasi.

Kendati demikian, 26 bank campuran dan asing di Indonesia juga akan menanamkan investasi apabila proyek-proyek infrastruktur dibiayai dari penerbitan obligasi atau surat utang. ”Peranan kunci bank asing di sini untuk mengakses pembiayaan asing yang jangka panjang, dan juga membawa investasi asing masuk ke obligasi maupun saham. Jadi, kami (bank asing) ini hamper seperti marketing-nya Indonesia (di pasar Internasional),” ujar dia.

Managing Director and Head of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan, perusahaan juga menunjukkan komitmen untuk pembiayaan infrastruktur dan maritim di Indonesia. Namun, jumlahnya masih kecil jika dibandingkan dengan total penyaluran pembiayaan perusahaan. “Untuk sektor maritim saat ini masih kecil,” jelas dia.

Sementara itu, dalam satu dekade terakhir, potensi ekonomi kelautan Indonesia dan kegiatan laut seperti perikanan, transportasi laut, industri maritim, dan wisata bahari telah meningkat signifikan. Nilai potensi ekonomi kelautan ditaksir mencapai Rp 3.000 triliun per tahun, di mana nilai aktivitas ekonomi pada 2013 hanya berkisar Rp 291,8 triliun.

Pada kesempatan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan, potensi ekonomi kelautan Indonesia sebagai negara maritim belum termanfaatkan secara optimal, bahkan nyaris tak tersentuh investor dan perbankan. Padahal, menurut Sharif,
peluang ekonomi kelautan yang sangat potensial berasal dari mineral dasar laut yang saat ini tengah memasuki tahap eksplorasi awal.

Tercatat, sebanyak 70% dari 60 lokasi potensial deposit minyak dan gas dunia berada di laut. Belum lagi potensi laut yang bisa dikembangkan di masa depan adalah energi baru dan terbarukan seperti energi angin lepas pantai, pasang surut dan gelombang, serta bioteknologi kelautan. ”Oleh karena itu, kami terus berupaya mendorong penguatan ekonomi kelautan melalui peran serta para pelaku sektor perbankan serta investor untuk menanamkan modalnya,” kata Sharif. (Investordaily)

Leave a reply