Aceh Perlu Dukungan Infrastruktur
BANDA ACEH, KOMPAS — Aceh membutuhkan dukungan infrastruktur perhubungan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Dukungan pemerintah pusat dan upaya daerah perlu untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Hal ini mengemuka pada kunjungan kerja Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ke Aceh, Minggu malam hingga Senin (1/12). Selain meninjau sarana Bandara Sultan Iskandar Muda, Jonan juga mengunjungi Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran serta Pelabuhan Malahayati di Kabupaten Aceh Besar.
Sejumlah masukan dan harapan disampaikan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’adudin Djamal saat bertemu Jonan di Banda Aceh.
Muzakir mengatakan, sejak dua tahun lalu dirancang layanan feri langsung ke Penang, Malaysia. Layanan feri itu diyakini akan dapat dimanfaatkan untuk mengangkut hasil pertanian petani Aceh, terutama saat harga rendah di musim panen.
Kepala Badan Investasi dan Promosi Pemerintah Aceh Iskandar berharap minyak sawit mentah juga dapat langsung diangkut dari pelabuhan di Aceh ke India.
Kenyataannya, saat ini Pelabuhan Malahayati belum dilayari kapal peti kemas. ”Pelabuhan ini harus ditingkatkan kapasitasnya. Alat-alatnya harus ditambah,” kata Jonan.
Pengerukan juga perlu dilakukan untuk memperdalam alur di pelabuhan itu. Pelindo I—yang saat ini mengelola Pelabuhan Malahayati secara komersial— diminta segera mengajukan surat izin pengerukan ke Kementerian Perhubungan.
”Tidak usah pemerintah yang mengeruk sehingga uangnya bisa dipakai untuk daerah lain yang membutuhkan,” ujar Jonan.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, selama ini belum ada kapal peti kemas yang rutin singgah di Pelabuhan Malahayati. Pelabuhan tersebut hanya didatangi kapal kargo umum yang tidak berjadwal. Pelindo I kini menambah sarana dan prasarana di Pelabuhan Malahayati.
”Kami sedang mendatangkan crane dari Jerman berkapasitas angkut 45 ton yang sekitar akhir Januari 2015 diharapkan sudah tiba di sini,” katanya.
Setelah memperbaiki sarana dan prasarana di Malahayati, Pelindo I akan bekerja sama dengan industri pelayaran untuk membuka rute peti kemas Belawan- Lhokseumawe-Malahayati.
Menurut Bambang, akan ada dampak ekonomi setelah layanan peti kemas ada di Pelabuhan Malahayati. Pemakaian bahan bakar minyak menggunakan angkutan laut lebih murah dibandingkan dengan angkutan darat.
”Optimalnya angkutan laut juga akan menekan biaya pemeliharaan jalan raya,” katanya.
Kementerian Perhubungan kini menyiapkan masukan soal pengembangan infrastruktur di sektor perhubungan. Usulan itu akan disampaikan saat ruang fiskal semakin lebar seiring pengurangan subsidi BBM.
”Kami menunggu perencanaan di Bappenas dan menyesuaikannya dengan arahan Presiden,” kata Jonan. (Kompas)
Leave a reply
Leave a reply