Impor Pakan Ikan Bakal Tergerus

JAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan memprediksi impor tepung ikan sebagai bahan pakan ikan budi daya akan berkurang menyusul pemberlakuan moratorium perizinan kapal.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan selama ini sebagian besar bahan baku pakan ikan masih dipenuhi lewat impor karena praktik pencurian ikan.

“Mudah-mudahan dengan kita hentikan illegal fishing ini pakan ikan lemuru [bahan tepung ikan] lagi di Banyuwangi nanti bisa bikin pakan ikan,” ujarnya seusai membuka Gelar Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan 2014, Selasa (2/12).

Selama ini, dia menambahkan harga ikan budi daya dipengaruhi harga pakan yang memang mahal.

Untuk meningkatkan produksi ikan budi daya, lanjutnya, impor tepung ikan harus dikurangi apalagi potensi memperoleh bahan baku di dalam negeri sangat besar.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PPHP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung mengatakan impor tepung ikan pada tahun lalu sebesar 60.200 ton dengan nilai US$74 juta.

Dengan moratorium, produksi ikan berpotensi bertambah 1,6 juta ton untuk industri termasuk industri pakan.

“Dari situ ada limbah sebesar 30% dari 1,6 juta ton atau 500.000 ton yang bisa digunakan buat tepung ikan,” ujarnya.

Selama ini, tepung ikan banyak diimpor dari Cile, Vietnam, dan China. Menurutnya, penambahan bahan baku ikan dari dalam negeri perlu digenjot karena kebutuhan pakan ikan diprediksi terus meningkat.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP mencatat target produksi ikan budi daya pada tahun depan ditetapkan sebesar 18 juta ton atau naik 31,3% dari target produksi tahun ini sebesar 13,7 juta ton.

Ketua Divisi Pakan Ikan Gabungan Pengusaha Makan Ternak (GPMT) Denny D. Indradjaja mengatakan kebijakan moratorium berpotensi menambah ketersediaan bahan pakan, seperti ikan lemuru untuk pembuatan tepung ikan.

Bila produksi ikan bertambah 1,6 juta ton, setidaknya bahan untuk pembuatan tepung ikan akan bertambah 300.000 ton.

“Penambahan ini kan banyak untuk peruntukan lain, nah sisanya bisa untuk bahan tepung. Kira-kira 10%-20% dari total ikannya,” katanya. (Ihda Fadila) Bisnis Idonesia

Leave a reply