Terminal Teluk Lamong Resmi Dioprasikan

JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III resmi mengoperasikan Terminal Teluk Lamong (Gresik) senilai Rp 3,4 triliun secara komersial. Dengan tuntasnya pembangunan tahap I, kini pelabuhan perluasan Tanjung Perak (Surabaya) itu memiliki kapasitas 1,6 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) untuk petikemas dan 10,3 juta ton untuk curah
kering.

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, pengoperasian Terminal Teluk Lamong ditandai dengan pelayanan bongkar muat kapal milik PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut, MV Intan Daya pada Rabu (12/11). Kapal tersebut menurunkan muatan 156 boks petikemas dan menaikkan 134 boks petikemas di Terminal Teluk Lamong.

“Kegiatan pelayanan pertama kali secara komersial ini menandakan Terminal Teluk Lamong sudah benar-benar siap melayani kegiatan bongkar muat barang, khususnya petikemas domestik. Hingga akhir 2014, kami masih fokus pada pelayanan petikemas domestik. Khusus untuk petikemas internasional, kami harapkan awal 2015 sudah bisa kami layani,” jelas Djarwo dalam keterangan tertulisnya kepada Investor Daily, Rabu (12/11).

Dia juga menjelaskan, belum dimulainya pelayanan petikemas internasional dikarenakan
Pelindo III masih harus berkoordinasi dengan pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Koordinasi perlu dilakukan terkait dengan penentuan wilayah kepabeanan dan sejumlah aturan tentang kegiatan ekspor dan impor barang.

“Kami sudah beberapa kali bertemu dan berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai. Semoga saja segera keluar kebijakan sehingga kegiatan pelayanan internasional di Terminal Teluk Lamong segera berjalan,” kata dia.

Di sisi lain, Direktur PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut Hamdan Yasin mengatakan, kapal MV Intan Daya 4 yang melakukan kegiatan bongkar muat di Terminal Teluk Lamong memiliki rute Surabaya-Pekanbaru.

Selama ini kegiatan bongkat muat kapal miliknya dilakukan di Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Keputusan untuk mengalihkan kegiatan ke Terminal Teluk Lamong karena teknologi yang digunakan di Terminal Teluk Lamong itu dapat mempercepat waktu pelayanan.

“Kami upayakan dalam satu bulan setidaknya tiga kali akan melakukan kegiatan bongkar
muat di Terminal Teluk Lamong. Ini pilihan lain di Pelabuhan Tanjung Perak selain di Terminal Berlian dan TPS,” kata Yasin.

Sementara itu, Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto menjelaskan, Terminal Teluk Lamong tahap I senilai Rp 3,4 triliun yang telah diselesaikan tahun ini memiliki luas area mencapai 38,86 hektare (ha). Namun demikian, pembangunan akan terus berlanjut hingga pada tahap akhir sehingga nantinya memiliki luas sekitar 386 ha dengan kapasitas petikemas mencapai sedikitnya 5,5 juta TEUs dan 20 juta ton untuk jenis barang curah kering.

Latar belakang pembangunan Terminal Teluk Lamong adalah kian padatnya aktifitas di Pelabuhan Tanjung Perak. Bahkan, PT Pelindo III selaku operator Pelabuhan Tanjung Perak telah melakukan kajian yang menyatakan bahwa pada 2014 pelabuhan terbesar kedua di Indonesia itu akan mengalami kelebihan kapasitas (over capacity) tanpa perluasan.

Indikasi over capacity itu bisa dilihat dari arus petikemas, kapasitas di Pelabuhan Tanjung Perak sekitar 2,1 juta TEUs, padahal 2013 arus petikemas sudah mencapai 2,9 juta TEUs. Diprediksi pada 2014, arus petikemas akan mencapai lebih dari 3,2 juta TEUs. Hal serupa juga terjadi pada komoditas curah kering, yakni kapasitas terpasang saat ini sekitar 6,7 juta ton dan diprediksi pada tahun 2014 arus curah kering mencapai 7,7 juta ton.

“Mengantisipasi kelebihan kapasitas tersebut, pada 2010 Pelindo III mulai membangun fasilitas baru yang disebut dengan Terminal Teluk Lamong,” ujar Edi belum lama ini. ™ Investor Daily

Leave a reply