Selat Malaka Masih Rawan Gangguan Perampok
BATAM, KOMPAS – Selat Malaka, salah satu jalur laut paling sibuk di dunia, hingga kini masih rawan dari gangguan perompak.
TNI Angkatan Laut, khususnya Armada Barat, terus berupaya meningkatkan latihan pengamanan kawasan di perairan Selat Malaka dan penambahan kekuatan kapal perang untuk operasional pasukan.
Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Mayor Jenderal (Mar) I Wayan Mendra mcngatakan hal itu di Batam, Selasa (30/9), di sela-sela latihan pembebasan kapal yang dibajak perompak di Selat Malaka. Latihan ini melibatkan Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), yang merupakan pasukan khusus di TNI AL, serta kru dan kapal angkut milik PT Pertamina.
“Sebagai salah satu selat terpadat di dunia, tingkat kerawanan di Selat Malaka masih ada, seperti perompakan. Pada tahun 2004, perairan di Selat Malaka pernah mendapat predikat perairan paling berbahaya di dunia. Kami tidak ingin predikat tersebut terulang lagi,” ujar Mendra.
Latihan pembebasan kapal yang dibajak perompak mengambil skenario pembajakan yang melibatkan tujuh perompak bersenjata jenis AK-47. Perompak menyandera semua awak kapal dan mengambil alih kemudi. Kapal bermuatan bahan bakar minyak itu lantas diarahkan menuju Filipina.
Operasi pembebasan dimulai dengan melibatkan tiga kapal perang, yakni KRI Barakuda 633, KRI Beladau 643, dan KRI Sutedi Senaputra 378. Di samping menerjunkan tiga kapal perang, operasi ini melibatkan satu tim Kopaska sebagai pasukan pemukul, serta tim dari KRl Beladau 643 yang bertugas mengalihkan perhatian para perompak. Tujuh personil Kopaska naik ke kapal yang dibajak, melumpuhkan perompak, dan membebaskan tawanan dalam hitungan menit.
Komandan Satuan Tugas Jala Pari 14, nama sandi latihan itu, Laksamana Pertama Didik Setiyono, menambahkan, pengamanan Selat Malaka melibatkan empat negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Perwakilan keempat negara itu mengadakan pertemuan dua kali setiap tahun membahas keamanan di Selat Malaka.
“Selat Malaka sangat vital untuk keamanan dan kedaulatan NKRI. Kami terus meningkatkan keamanan di selat ini lewat operasi dan penambahan alat utama
sistem persenjataan, khususnya untuk TNI AL Armada Barat,” kata Didik .
Leave a reply