Samsung Jajaki Bangun Galangan Kapal Rp 11 T
JAKARTA – Produsen kapal nomor tiga dunia, Samsung Heavy Industries Co, menjajaki pembangunan fasilitas galangan kapal di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 1 triliun won (Rp 11,55 triliun). Galangan kapal ini akan difokuskan untuk memproduksi kapal curah, kapal tanker, dan kapal kontainer kecil.
“Indonesia, Vietnam, dan Malaysia masih dipertimbangkan untuk menjadi lokasi pembangunan fasilitas galangan kapal,” kata Chief Financial Officer Samsung Heavy Industries Chun Tae Heung seperti dilansir Bloomberg, Selasa (30/9).
Chun mengungkapkan, fasilitas ini akan menjadi galangan kapal pertama Samsung Heavy yang dibangun di luar negeri. Pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada 2017.
Chun menambahkan, Samsung Heavy berharap dapat memfinalisasi rencana pembangunan galangan kapal di luar negeri tahun ini juga. Rencana pembangunan pabrik kapal dilakukan setelah perusahaan tersebut mengumumkan rencana merger terbesar di dalam Grup Samsung, kelompok usaha terbesar Korea Selatan (Korsel).
Pada bulan ini, Samsung Heavy mengumumkan akan melakukan merger dengan Samsung Engineering Co untuk membuat perusahaan baru yang mampu berkompetisi
dengan pesaing kuat dari Eropa, seperti Saipem SpA dan Technip SA.
Menurut Chun, Samsung berencana untuk fokus pada pembuatan kapal-kapal yang lebih besar di dalam negeri, dan membuat produk hasil eksplorasi minyak. Perusahaan yang berbasis di Seoul, Korsel, ini juga berencana memangkas biaya produksi kapal yang bermargin lebih rendah dengan membangun kapal-kapal tersebut di luar negeri.
“Kami ingin agar galangan kapal yang ada di Korsel lebih fokus untuk memproduksi kapal-kapal bernilai tinggi,” ujar dia.
Samsung Grup akan menggabungkan unit bisnis galangan kapal dan engineering Desember mendatang untuk mempersiapkan suksesi kepemimpinan di konglomerasi terbesar di Korsel tersebut. Lee Kun Kee, komisaris Samsung Electronics Co telah dirawat di rumah sakit sejak mengalami serangan jantung pada Mei. Suksesi kepemimpinan kemungkinan akan diberikan kepada Lee Jae Yong yang merupakan putra
satu-satunya.
Chun mengungkapkan, merger senilai 2,5 triliun won tersebut, diharapkan mampu mengkombinasikan keahlian offshore Samsung Heavy dan manajemen proyek Samsung Engineering. Kelebihan ini bakal diaplikasikan pada proyek pembangunan fasilitas produksi minyak terapung di Nigeria senilai US$ 3 miliar.
“Merger ini merupakan solusi yang menguntungkan baik bagi Samsung Heavy maupunn Samsung Engineering dalam jangka panjang,” kata analis dari Tongyang Securities
Inc Lee Jae Won.
Menurut dia, Samsung Heavy akan diuntungkan dengan banyaknya kesempatan bisnis baru yang akan diperoleh dan juga membantu untuk menekan biaya.
Investasi THICI
Perusahaan galangan kapal asing agresif masuk Indonesia belakangan ini. Selain Samsung, perusahaan pembuat kapal asal Filipina, Tsuneish Heavy Industries (Cebu) Inc
(THICI) berencana membangun galangan kapal di Indonesia. Pembangunan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya menjadikannya sebagai perusahaan galangan kapal
terbesar di Asia Tenggara.
“Tahun ini, kami berencana ekspansi ke Indonesia. Sebelumnya, kami telah memiliki fasilitas yang sama di Jepang, Filipina, dan Tiongkok,” kata Presiden THICI Hitoshi Kono baru-baru ini.
Kono melanjutkan, pihaknya akan mendatangkan insinyur-insinyur dari Tsuneishi Jepang dan Filipina untuk memproduksi kapal di pabrik baru di Indonesia. “Lokasi pasti untuk pembangunan pabrik di Indonesia serta nilai investasinya masih belum bisa diumumkan sekarang,” kata dia.
Dia menambahkan, hasil produksi pabrik di Indonesia tidak akan berkompetisi dengan pabrik milik THICI di Philipina. Pasalnya, pabrik di sini akan dikhususkan untuk
memproduksi kapal-kapal berukuran lebih kecil. (Investor Daily)
Leave a reply