Pengusaha Filipina Incar Tuna Dari Laut Sulawesi
DAVAO, KOMPAS- Sejumlah pengusaha Filipina terus menanamkan investasi besar-besaran di Kota Bitung, Sulawesi Utara, dengan membangun pabrik pengolahan ikan senilai Rp 1 triliun. Wilayah Bitung dinilai prospektif untuk pengembangan ikan tuna sebagai produk ekspor.
Hal itu terungkap dalam pertemuan rombongan pengusaha Sulawesi Utara (Sulut) dan Gubernur Sulul Sinyo Harry Sarundajang dengan Wali Kota General Santos Ronnel Rivera dan sejumlah pengusaha perikanan sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Jean Rizal Layuck, dari kota General Santos, Filipina, Rabu (3/9).
Pertemuan dengan para pengusaha perikanan Mindanao, Filipina, yang dimotori kelompok usaha RD Corporation, berlangsung dinamis. Beberapa kali pengusaha Filipina bertanya mengenai keamanan dan kelonggaran perizinan untuk pengusaha perikanan oleh Pemerinth Provinsi Sulut.
Sarundajang mengatakan, kunjungan ke Davao dan General Santos dalam rangka meningkatkan hubungan tradisional antara Sulut dan Mindanao Selatan, terutama sektor perikanan. Sebelum bertemu dengan Wali Kota General Santos, Gubernur Sulut dan rombongan pengusaha bertemu dengan Wali Kota Davao Rodrigo Duterte.
Sarundajang mengatakan, Filipina sangat maju dalam sektor kelautan. Banyak pengusaha dari Bitung yang melakukan kerja sama dagang dengan pengusaha perikanan. “Mereka sangat maju dalam menggarap laut. Kapal penangkap dan alat perikanan milik pengusaha Filipinatsangat modern,” katanya.
lnvestasi Rp 1 triliun
Pada pertemuan tersebut, Ronnel Rivera mengungkapkan, saat ini, kelompok usaha RD Corporation membangun pabrik ikan di Bitung Dengan nilaii vestasi Rp 1 triliun. Selain di Bitung, perusahaan itu juga membangun pabrik yang sama di Papua Niugini.
Menurut Ronnel, pabrik ikan di Bitung lebih menguntungkan karena Laut Sulawesi memiliki potensi ikan tuna melebihi wilayah laut yang lain di Indonesia ataupun di Filipina. Pabrik ikan yang dibangun di Bitung ditargetkan selesai tahun ini. Pabrik tersebut diharapkan mampu mendongkrak ekonomi Sulut karena bakal menyedot ribuan tenaga kerja “Ekspor kami lakukan dari Bitung,” katanya.
Kepala Dinas Perikanan Sulut Ronald Sorongan mengatakan, Laut Sulawesi menyimpan kekayaan ikan tuna terbesar di dunia Oleh karena itu, potensi Laut Sulawesi terus diincar orang asing.
Ikan tuna bermigrasi hingga ke Laut Sulawesi. Dari sejumlah penelitian, migrasi ikan tuna dari belahan barat berlangsung ribuan kilometer. “Sampai di Laut Sulawesi ikan tuna sudah besar dan siap ditangkap. Kami beruntung memiliki potensi ini,” katanya.
Seperti diberitakan, setiap hari industri pengolahan tuna di Bitung mendapat permintaan l-2 ton tuna segar dari Jepang sebagai bahan sashimi. Pennintaan tuna juga datang dari Eropa dan Amerika(Kompas )
Leave a reply
Leave a reply