Pemerintah Tak Setuju ASDP Naikkan Tarif Malam
JAKARTA – Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan tidak setuju atas rencana PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang akan menaikkan tarif penyeberangan pada malam hari untuk mengurai kemacetan. “Pemerintah tidak setuju ASDP akan membedakan tarif penyeberangan antara malam dan siang hari. Itu sama saja dengan menaikkan tarif,”
kata Dahlan, di Jakarta, Kamis (17/7).
Menurut Dahlan, berdasarkan laporan direksi ASDP, rencana itu bisa mengatasi kemacetan dan membuat segmentasi pengguna jasa penyeberangan, terutama saat seperti
sekarang ini menghadapi arus mudik Lebaran. “Di satu sisi saya setuju, karena cara itu cukup rasional. Tapi, secara (dari sisi) pemerintah, itu tidak disetujui,” ujar dia.
Karena tidak disetujui Kementerian Perhubungan, kata Dahlan, sebaiknya masyarakat yang menyesuaikan diri. “Dari pada tarifnya dinaikkan, ya sudahlah yang tidak punya kepentingan harus menyeberang malam, sebaiknya mudiknya siang. Jadi, jangan semua menumpuk pada malam hari, karena itu betul-betul menyusahkan,” papar Dahlan.
Sebelumnya, Direktur ASDP Danang Setyo Baskoro memastikan bahwa Kementerian BUMN telah menolak rencana tarif berbeda kepada pemudik berdasarkan waktu keberangkatan, yakni siang dan malam hari Perseroan berencana menaikkan tarif
keberangkatan malam hari sekitar 50%. Sedangkan tarif pagi hari, kendaraan dikenai Rp 275.000, sedangkan penumpang Rp 11.000.
Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry menyiagakan 215 kapal pada musim mudik Lebaran 2014. Armada tersebut siap beroperasi 24 jam di seluruh lintasan penyeberangan.
Lintasan tersebut adalah Merak, Bakauheni, Surabaya, Ketapang, Lembar, Kayangan, Bajoe, Bangka, dan Balikpapan.
“Pada lintasan itu diperkirakan terjadi peningkatan jumlah penumpang kapal penyeberangan rata-rata sebanyak 85%, motor meningkat 40%, dan kendaraan roda empat naik 14%. Tahun lalu, di lintasan-lintasan itu jumlah penumpang sebanyak 735.551
orang, 68.241 unit motor, dan 52.672 unit roda empat,” kata Danang barubaru ini.
Danang menjelaskan, pihaknya menyiapkan beberapa fasilitas, infrastruktur, dan strategi khusus untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, khususnya pada arus mudik
yang diperkirakan terjadi pada H-2 sampai H-3 hari Lebaran. Langkah antisipasi antara lain adalah melakukan banyak persiapan di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan mulai dari armada, infrastruktur, dan juga penambahan tenaga operasional yang bertugas 24 jam.
“Kami juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti otoritas pelabuhan, Gapasdap, TNI & Kepolisian, BMKG, petugas kesehatan, dan PMI,” ujar dia. (tm/lrd/ant)
Leave a reply