Pemerintah Akan Sinergikan Pelabuhan dan Tol
JAKARTA – Pemerintah akan membentuk tim teknis untuk menyinergikan pengembangan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni dengan jalan tol Bakauheni-Palembang sepanjang 550 kilometer (km). Tim teknis ini terdiri atas Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), serta tiga perusahaan pelat merah.
“Tim teknis akan melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry, PT Hutama Karya, dan PT Jasa Marga,” kata Menpupera Basuki Hadimuldjono seusai bertemu dengan Menteri BUMN Rini M Soemarno di Jakarta, Senin (1/12).
Menurut Basuki, pengembangan pelabuhan penyeberangan Merak- Bakauheni sejalan dengan penundaan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Karena itu, pemerintah akan memperkuat pelayanan penyeberangan dengan memperbanyak dermaga di Merak dan Bakauheni. Dengan demikian, pelayanan di pelabuhan Merak dan Bakauheni dapat lebih baik dari saat ini.
Tim teknis ini juga untuk mengoordinasikan penyinergian antar-BUMN, yaitu PT ASDP Indonesia Ferry yang akan mengembangkan pelabuhan di Merak dan Bakauheni, serta PT Hutama Karya dan PT Jasa Marga Tbk yang akan membangun jalan tol Bakauheni hingga Palembang. Nantinya, pelabuhan dan jalan tol akan terkoneksi.
Dia menambahkan, pembangunan jalan tol tersebut tetap akan dilakukan oleh Hutama Karya karena mendapatkan penugasan dari pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera. Perseroan mendapatkan tugas membangun empat dari 23 ruas tol trans- Sumatera, yaitu Medan-Binjai, Palembang-Indaralaya Pekanbaru-Kandis-Dumai, dan Bakauheni-Terbanggi Besar.
“Namun, HK tidak mampu semua. Mereka hanya mampu yang Medan-Binjai, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Palembang-Indralaya-Betung. Dalam perpres penugasan HK, dia bisa bersinergi dengan BUMN ataupun investor lain. Namun, (kepemilikan saham) HK harus tetap mayoritas. Mereka ajak PT Jasa Marga Tbk untuk bersinergi,” ujar Basuki di kesempatan berbeda.
Enam Seksi
Pembangunan ruas tol tersebut akan dimulai pada 2017 dan ditargetkan dapat dioperasikan pada 2019. Proses pengerjaan akan dilakukan dalam enam seksi, yaitu Bakeuheni-Babatan sepanjang 53,9 km, Babatan-Tegineneng sepanjang 51,1 km, Tegineneng-Terbanggi Besar sepanjang 35,4 km, Terbanggi Besar-Pematang Panggang sepanjang 100 km, Pematang Panggang-Indralaya sepanjang 111 km, dan Indralaya-Palembang sepanjang 22 km.
Terkait pendanaan Basuki menuturkan, akan mendapat bantuan dana dari APBN ataupun Pusat Investasi Pemerintah (PIP). “Tingkat internal rate of return (IRR) sekitar 8%, karena itu ada bantuan APBN/PIP. Walaupun IRR-nya kecil, secara ekonomis bagus,” ujarnya.
Basuki menuturkan, pembangunan jalan tol Bakauheni-Palembang awalnya hanya sampai Terbanggi Besar. Namun, Presiden Joko Widodo meminta ruas tol tersebut diperpanjang
hingga Palembang. Penambahan panjang ruas tol ini tidak akan mengubah trase yang sudah ada dalam rencana induk tol trans-Sumatera. Rencana induk tersebut juga telah disetujui di Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dan di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). “Dalam rencana bisnis juga tidak ada (perubahan),” kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Bina Marga Kemenpupera Djoko Murjanto sebelumnya mengungkapkan, pihaknya juga akan membangun infrastruktur jalan pendukung di 24 pelabuhan yang bakal dikembangkan pemerintah. Itu dilakukan guna mendukung distribusi arus petikemas dari pelabuhan ke sejumlah wilayah.
Menurut dia, pelabuhan-pelabuhan yang telah didukung dengan infrastruktur jalan nasional di antaranya Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Maloy, dan Pelabuhan Jayapura. “Sedangkan pelabuhan lainnya juga akan dikembangkan atau dibangun kembali,” kata dia.
Adapun 24 pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan pemerintah adalah Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, dan Pelabuhan Batam. Selain itu, adalah Pelabuhan Padang, Pelabuhan
Cilacap, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Bitung, dan Pelabuhan Makassar. Total investasi pengembangan 24 pelabuhan ini ditaksir mencapai Rp 39,5 triliun. (ean) Investor Daily
Leave a reply