Pelabuhan Kalibaru Mundur
JAKARTA, KOMPAS- Pelabuhan Kalibaru atau , New Tanjung Priok Port diperkirakan baru bias dioperasikan pertengahan 2015. Menurut rencana, pelabuhan ini dijadwalkan beroperasi pada awal 2015. Namun, sejumlah masalah menghambat penyelesaian pelabuhan ini.
Sejak mulai pembangunan konstruksi pada Januari 2013, pembangunan fisik pelabuhan ini secara total baru mencapai 26 persen. Selain itu, akses jalan juga masih terkendala pembebasan lahan seluas 3,5 bektar untuk
tahap pertama.
“Kami sebenarnya tetap bekerja semaksimal mungkin. Namun, karena banyak hal yang harus diselesaikan, seperti pemesanan alat, pengurusan perizinan, pembentukan manajemen, dan hal-hal lain yang tidak kasatmata, waktunya jadi lebih panjang dan seperti tidak tampak progresnya,” kata Direktur Utama PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia Dani Rusli di Jakarta, Senin (14/ 7).
Walaupun secara total baru mencapai 26 persen, pengerjaan proyek tahap I Container Terminal I mencapai 60 persen. Sebanyak 6.860 tiang pancang telah terpasang dari total 9.185 tiang pancang. yang direncanakan.
Dani mengatakan, pengerjaan konstruksi untuk Terminal I diharapkan bisa dioperasikan pada triwulan III tahun 2015. Pembangunan tahap I terdiri dari tiga terminal peti kemas dan dua terminal bahan bakar.
“‘Dijadwalkan pada akhir 2014, konstruksi sepanjang 400 meter selesai, lalu awal 2015 alat didatangkan,
dan pertengahan 2015 mulai operasi,” kata Dani.
Saat tahap I sudah mulai dioperasikan, pembangunan selanjutnya langsung dikerjakan hingga panjang dermaga mencapai 800 meter dan mampu menam pung 1,5 juta TEU.
Pengembangan Pelabuhan Kalibaru tahap pertama membutuhkan investasi hingga mencapai 2,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 25 triliUIL Dari jumlah itu, sekitar Rp 13 triliun didapat dari pinjaman perbankan nasional
untuk membiayai pengerjaansisiinfrastruktur. Sebanyak Rp 12 triliun dialokasikan untuk pengadaan peralatan.
Saat ini, Mitsui, yang akan menjadi operator Terminal I, sedang memesan 8 alat Super Post Panamax dari Jepang. Alat-alat bongkar muat kapal itu akan datang secara bertahap.
Mengenai akses, Dani menjelaskan, Pemerintah Kota Jakarta Utara sedang membebaskan laban. ”Kami tetap membuat akses dari sisi laut dan dari sisi darat. Dari sisi darat yang di atas laban yang sudab bebas sudab dikerjakan.
Sekarang tinggal menunggu yang pembebasan laban saja,” ujar Dani.
Sementara itu, Direktur Utarna PT Pelindo II RJ Lino mengatakan, pihaknya telab melakukan berbagai upaya perbaikan operasional untuk meningkatkan waktu sandar kapal dan bongkar muat dari 7,9 hari pada Desember 2013 menjadi 6,02 pada Juni 2014. “Berdasarkan arahan dari Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Pelindo diminta untuk semakin meningkatkan dwelling time dengan target menjadi 4,0 hari pada akhir 2014,” kata Lino.(ARN)
Leave a reply
Leave a reply