Layanan Ekspor Impor Kembali Pulih

JAKARTA—Aplikasi pengajuan data pemberitahuan ekspor dan impor barang yang terkoneksi dengan sistem electronic data interchange di Ditjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, berangsur pulih mulai kemarin siang, setelah mengalami gangguan sejak 6 Desember 2014.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan layanan ekspor impor berbasis daring (online) sudah pulih kendati pelaku usaha forwarder dan logistik yang paling terkena dampaknya atas gangguan sistem online kepabeanan dan cukai selama empat hari terakhir ini.

Kendati begitu, dia dapat memahami upaya Ditjen BC (DJBC) dalam membenahi sistem layanan ekspor impor dengan perbaikan tingkat pelayanan, termasuk saat proses migrasi
data pada sistem tersebut dilakukan.

“Namun, semestinya kita selaku pelaku usaha yang di lapangan diberitahu sehingga tidak terjadi permasalahan. Kami [forwarder] di lapangan yang mengalami langsung kondisi
ini,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (10/12).

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengungkapkan kegiatan ekspor impor di empat pelabuhan utama di Indonesia terganggu akibat migrasi sistem kepabeanan. (Bisnis, 10 Des.)

Yukki berharap proses migrasi sistem layanan ekspor impor itu bisa segera dirampungkan. ”Kalau demi perbaikan bersama, migrasi data sistem kepabeanan tersebut harus dituntaskan karena aktivitas ekspor impor melalui pelabuhan tidak boleh terganggu.”

Namun, Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro mengatakan pulihnya sistem data berbasis online tersebut karena pada akhirnya DJBC memutuskan mengembalikan aplikasi data ke model informasi kepabeanan dan cukai (IKC) dan membatalkan migrasi ke model aplikasi data pusat informasi dan tehnologi (Pusintek) yang dibangun oleh Kemenkeu.

“Memang sudah pulih, tetapi kami peroleh informasi dikembalikan lagi [data] dan sistem itu pada model lama, sementara proses migrasi data dihentikan,” ujarnya kepada Bisnis.

SUDAH LANCAR

Sementara itu, DJBC melaporkan semua layanan dokumen ekspor impor pada empat pelabuhan utama sudah lancar setelah terganggu sementara karena belum stabilnya proses migrasi data DJBC ke Data Center Kemenkeu.

Direktur Penerimaan, Peraturan Kepabeanan dan Cukai DJBC Susiwijono Moegiarso mengatakan info dari teman di Direktorat Informasi Kepabeanan & Cukai serta pantauan
langsung tim DJBC di lapangan, semua aktivitas ekspor-impor sejak kemarin sudah kembali normal dan lancar.

“Info dari teman-teman Informasi Kepabeanan & Cukai dan yang ada di lapangan, hari ini [Rabu, 10 Des.] semua layanan dokumen impor ekspor sudah lancar dan mulai stabil. Kalau ada kendala atau keluhan dari importir, eksportir, maupun asosiasi, langsung kontak kami,” katanya.

Migrasi sistem ini di harapkan akan meningkatkan kinerja sistem DJBC, karena memang kapasitas infrastruktur yang di BC sekarang ini sangat terbatas dan belum tersedia pendukung (backup) sistemnya. Dengan migrasi, sistem diharapkan semakin meningkat kinerjanya dan semakin aman.

Susiwijono mengungkapkan gangguan sebelumnya tidak akan berpengaruh banyak pada dwelling time karena hanya bersifat sementara.

Saat dihubungi, Ketua Forum Pengusaha Jasa Pe ngurusan Transpor tasi dan Kepabeanan
(PPJK) Pelabuhan Tanjung Priok, M.Qadar Zafar juga mengatakan sejak kemarin, aplikasi pengajuan ekspor impor secara online pada sis tem EDI (electronic data inter change) DJBC sudah normal dan direspons.

“Sudah ada respons dokumen yang kami ajukan, sudah normal lagi kok. Perusahaan saya ada beberapa dokumen menyampaikan aplikasi lewat EDI ke Bea Cukai Tanjung Priok dan sudah ada respon,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini (10/12).

Penyataan senada juga disampaikan Sekjen Gabungan Importir Nasional Indonesia (Ginsi) Achmad Ridwan Tento. “Sudah normal lagi, kami bersyukur hal ini tidak berlarut-larut.”

GM PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok Ari Henryanto mengatakan terjadinya gangguan sistem online kepabeanan aktivitas ekspor impor belum sampai memengaruhi tingkat kepadatan peti kemas di terminal pelabuhan. “Belum signifikan pengaruhnya, dan memang saat ini arus barang sedang dalam kondisi sedang tidak booming,” ucapnya. (k1/Kurniawan A. Wicaksono ) Bisnis Indonesia

Leave a reply