Krakatau Pasok Galangan Kapal
JAKARTA—Industri baja domestik mulai aktif memasok baja untuk galangan kapal. Sejak Juni 2014, PT Krakatau Posco mulai menjual sedikitnya 2.000 ton plat baja setiap bulan.
Direktur Komersial Krakatau Posco Chun Sung Lae mengatakan pasokan baja ke sektor perkapalan setiap bulan berkisar 2.000-3.000 ton. Perseroan optimistis bisa memenuhi target produksi 1,9 juta ton sepanjang tahun ini.
“Kami mulai menjual baja untuk perkapalan pada Juni setelah mendapatkan sertifikasi pada awal Mei,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/9).
Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan Pohang Iron & Steel Company (Posco) asal Korea. Pabrik pertama berkapasitas 3 juta ton per tahun focus memproduksi plat baja untuk industri berat dan perkapalan.
Sebelum mulai menjual plat baja ke galangan kapal terdapat permasalahan pada fasilitas produksi. Oleh karena itu Krakatau Posco baru mulai memasok baja ke perkapalan efektif pada Juni.
“Pabrik Blas Furnace kami bermasalah pada beberapa bulan lalu. Ini berlangsung pada Januari sampai Maret, sekarang sudah diperbaiki,” ucap Sung Lae.
Pabrik pertama Krakatau Posco tidak hanya memproduksi plat baja (steel plate) tetapi juga baja kasar (slab) dan baja canai panas (hot rolled coils/HRC). Plat baja dipakai khusus untuk manufaktur kapal yang butuh spesifikasi khusus, yakni lebar 4 meter dan tebal 60 – 120 milimeter.
Fasilitas produksi senilai US$2,66 miliar tersebut terdiri dari pabrik Blast Furnace, 300 T/Ch Basic Oxygen Furnace, mesin Continuous Casting untuk memproduksi slab dengan 1,5 MTPY, Plate Mill untuk memproduksi 1,5 MTPY plate, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung lain.
Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam menyatakan peningkatan serapan baja lokal oleh pemanufaktur kapal dibutuhkan keterbukaan antara pemanufaktur kapal dan produsen baja atas kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
“Anggota kami duduk bersama dengan Krakatau Posco bicarakan harga yang menarik seperti apa dan ukuran yang diperlukan serta berapa kebutuhannya per bulan agar Krakatau bisa penuhi kebutuhan itu,” ujar Eddy.
KAPASITAS
Industri galangan di Tanah Air bisa memproduksi sekitar 900.000 ton kapal per tahun. Kapasitas terpasang untuk repair sepanjang tahun 12 juta ton. Rata-rata utilisasi pabrik sekitar 70%.
Iperindo mengaku telah menyampaikan kepada Krakatau Poscosoal tren kebutuhan dan harga bahan baku perkapalan. Jika perseroan mematok di level lebih tinggi tentu sulit menguasai pasar karena galangan akan mencari yang lebih murah.
“Kalau mereka [produsen baja] tidak bisa memberikan equilibrium harga, otomatis pengusaha kapal cari yang murah karena mereka harus jual kapal dengan harga
bersaing,” kata Eddy.
Total kebutuhan plat baja kapal di Indonesia termasuk industri galangan di Batam ber kisar 600.000 ton pertahun. Secara keseluruhan galangan kapal nasional dinilai belum berkembang masif demikian pula industri pendukungnya.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto menilai Krakatau Posco sulit bersaing di Batam karena plat baja yang
dibutuhkan ialah yang jenisnya tebal. Selain itu juga mesti bersaing dengan produk asal China.( Bisnis Indonesia)
Leave a reply