Tanker Lebih Besar Ditegah
BATAM, KOMPAS — Petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kembali menegah penyelundupan minyak mentah di Kepulauan Riau. Jika sebelumnya petugas menegah tanker pembawa 980.000 liter minyak mentah, dalam tangkapan kedua di pekan ini petugas menegah tanker yang lebih besar pembawa 1.300 ton minyak mentah.
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Kantor Bea dan Cukai Batam Basuki Suryanto membenarkan penangkapan itu. Namun, ia menyatakan belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. ”Besok akan kami paparkan lebih lengkap,” ujarnya, Rabu (3/12), di Batam, Kepulauan Riau.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, petugas patroli Kantor Bea dan Cukai Batam mengejar Motor Tanker (MT) Kyosei Maru pada Selasa (2/12) di utara Batam. Kapal yang dinakhodai YT itu dikejar selama sejam sebelum akhirnya menyerah.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengerahkan Kapal BC 7005 karena mendapat informasi ada kapal mengarah keluar perbatasan Indonesia. Padahal, tidak ada pengesahan dari pihak berwenang atas pergerakan itu.
Awak BC 7005 awalnya mencoba menghubungi awak MT Kyosei Maru lewat radio. Panggilan itu tidak digubris dan tanker tetap diarahkan keluar perairan Indonesia menuju Malaysia. Kapal BC 7005 kemudian dipacu mendekati tanker itu sembari membunyikan sirene dan peringatan untuk kembali ke arah Indonesia. Tetap saja tanker melaju keluar Indonesia.
Tembakan peringatan dari kapal patroli pun dilepaskan. Akhirnya kapal patroli bisa merapat dan petugas naik ke geladak tanker. Namun, sejumlah awak kapal berusaha menghalangi petugas dengan melepaskan sejumlah anjing untuk menyerang petugas. Untuk meredakan perlawanan mereka, petugas kembali melepaskan tembakan peringatan. Perlawanan reda setelah tembakan itu dan pemeriksaan pun bisa dilakukan.
Dalam pemeriksaan diketahui, kapal tidak dilengkapi surat izin berlayar (SIB) dari syahbandar. Awak kapal juga tak bisa menunjukkan dokumen untuk membawa 1.300 ton minyak mentah.
Kapal itu pun digiring kembali ke Batam dan bersandar di sekitar Sekupang. Hingga Rabu sore, pemeriksaan terhadap awak kapal masih berlangsung.
Pemeriksaan itu antara lain untuk mengetahui asal-usul minyak, tujuan akhir, dan pemodal aksi itu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, MT Kyosei Maru mendapat minyak dari MT Asio di Laut Jawa. Namun, belum dipastikan dari mana muatan MT Asio dan kapan pemindahan muatan itu dilakukan.
Petugas menduga minyak di tanker berkapasitas 2.000 ton itu berasal dari Indonesia. Namun, dugaan itu masih harus menunggu hasil pemeriksaan.
Penyidikan MT Sea Jade
Hal yang jelas, MT Kyosei Maru merupakan tanker kedua yang ditangkap saat membawa minyak mentah dari Indonesia mengarah ke Malaysia. Sebelumnya, petugas Kantor Wilayah Khusus Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepulauan Riau menangkap tanker MT Sea Jade yang membawa 980.000 liter minyak senilai Rp 7,5 miliar.
Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi Kanwil Khusus Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kepulauan Riau R Evy Suhartantyo menuturkan, penyelidikan kasus itu dikembangkan ke Palembang, Sumatera Selatan, dan Malaysia. Penyelidikan di Palembang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Selatan. ”Awak kapal mengaku mendapat minyak dari perairan Palembang,” ujarnya.
Belum dipastikan berapa kapal yang menjadi sumber minyak di MT Sea Jade. Belum diketahui pula dari mana kapal–kapal itu mendapatkan minyaknya. ”Di Sumbagsel ada banyak sumur minyak,” ujarnya.
Petugas juga mengumpulkan data intelijen di Malaysia karena MT Sea Jade ditangkap saat mengarah ke Malaysia. ”Tidak tertutup kemungkinan pembeli ada di sana,” ujarnya.
Penyelidikan juga dilakukan di Kepulauan Riau. Alasannya, pemodal sindikat itu diduga pengusaha berinisial H yang tinggal di Kepulauan Riau. Nakhoda dan enam awak MT Sea Jade mengaku H mendanai pembelian minyak mentah dari sejumlah kapal di perairan Palembang.
Evy juga tidak membantah informasi bahwa tanker itu terdaftar di Mongolia. Karena itu, penyidik akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk menggali data lebih lanjut soal kapal tersebut. (Kompas)
Leave a reply
Leave a reply