Jadi Poros Maritim Dunia, Jokowi Geber Indrustri Perikanan Dan Infrastrukrut Laut

USAI menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC Di Beijing, China , Presiden Jokowi bertolak ke Myanmar menghadiri KTT East Asia Summit (EAS). Acara ini secara resmi telah dibuka kemarin oleh Presiden Myanmar U Thein Sein.

Pada kesempatan penyampaian pandangan kepala negara, Jokowi kembali mengangkat tema mengenai posisi Indonesia sebagai salah satu poros maritim dunia.

Jokowi meyakinkan, Indonesia memiliki posisi laut yang sangat strategis. Sebab, Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik ke depan akan menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan dunia.

Dia menilai, saat ini telah terjadi pergeseran peta geo-ekonomi dan geo-politik dunia dari Barat ke Asia Timur. Dalam dinamika itu, sambung Jokowi. Keberadaan laut akan makin penting bagi masa depan negara Asia.

“Indonesia berada tepat di tengah-tengah proses perubahan strategi itu baik secara geografis, geopolitik maupun geo-ekonomi. Karena itu, Indonesia harus menegaskan diri sebagai poros maritim dunia,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, pihaknya membuka peluang membangun kerja sama regional dan intemaional. Khususnya demi menjamin kemakmuran rakyat melalui pemanfaatan sumber daya laut di dua samudera tersebut.

Dia menuturkan, pembangunan kemaritiman sedang digalakkan. Poros maritim akan diwujudkan Indonesia melalui agenda pembangunan. Antara lain yang dilakukan, pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.

“Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari sebagai bangsa yang identitasnya. Kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera,” terang dia.

Selain itu , pihaknya berkomitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut. Dengan tetap fokus pada kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan. Kesejahteraan nelayan tetap jadi prioritasnya.

Agenda lainnya, pemerintah akan mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam , logistik,
dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.

Kendati mendukung MEA, Jokowi menegaskan Indonesia tidak akan dibiarkan hanya menjadi pasar semata. Indonesia juga haru menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global.

“Indonesia di bawah pemerintahan saya terbuka untuk bisnis. Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun, barus memastikan kepentingan nasionalnya tidak dirugikan,” tegas Jokowi.

Pembukaan KTT EAS dihadiri belasan kepala negara. Antara lain Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, PM Australia Tony Abbott, PM China Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, PM Rusia Dmitry Mcdvedev, PM Selandia Baru John Key, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. (Rakyat Merdeka)

Leave a reply