Susi Serius Garap Lumbung Ikan di Maluku

JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serius mengembangkan konsep lumbung ikan nasional (LIN) di Maluku. Upaya jangka pendek yang dilakukan Susi Pudjiastuti adalah dengan mendorong dikeluarkannya instruksi presiden atau keputusan presiden tentang pembentukan LIN.

Gubernur Maluku Said Assagaf saat bertandang ke Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Kamis (13/11), mengatakan, keseriusan Susi Pudjiastuti itu terlihat dari komitmennya untuk segera mengupayakan dialog dengan Presiden Jokowi agar bisa segera dirilis instruksi presiden atau keputusan presiden terkait LIN. “Ibu Susi juga sudah menyusun agenda untuk meninjau langsung kondisi perairan Maluku pada Desember mendatang,” kata Said di Jakarta, kemarin.

Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim IPB Suhana menyambut baik niatan Menteri KP yang baru tersebut. Terlebih konsep LIN sebenarnya sudah lama digalakkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sail Banda 2010. “Itu sangat bagus kalau digalakkan lagikarena potensi laut timur Indonesia termasuk Maluku hingga kini belum dioptimalkan,” ujar dia.

Ia menerangkan, potensi perikanan Maluku dan kawasan timur Indonesia mencapai 6,7 juta ton. Kawasan ini meliputi Laut Arafura hingga Samudera Pasifik. Sedangkan untuk potensi perikanan Maluku saja untuk produksi ikan tangkap sebesar 1,63 juta ton per tahun. Sayangnya hingga kini yang sudah dimanfaatkan bari 21% atau sekitar 341,966 ton. Angka ini belum termasuk potensi budidaya ikan.

Jika nantinya dikeluarkan instruksi presiden atau keputusan presiden terkait LIN, Suhana mengusulkan adanya perbaikan infrastruktur meliputi listrik yang memadai. Jika ini tidak
dibereskan terlebih dulu, dikhawatirkan akan berimbas pada rendahnya harga ikan. “Kalau mereka mendaratkan ikan di sana tapi infrastruktur tidak terbangun dengan baik, ikan menumpuk dan harga rendah,” kata dia.

Suhana juga menuturkan kebijakan moratorium perizinan kapal yang diterapkan Susi Pudjiastuti sangat menunjang realisasi LIN yang selama empat tahun ini tertunda. Untuk
Mewujudkan LIN harus dilakukan bertahap. “Realisasi LIN tidak bisa instan, dibutuhkan waktu 1-2 tahun sampai kebijakan moratorium dapat diterapkan dengan baik baru bisa beralih ke realisasi LIN,” kata dia.

Maluku memiliki luas wilayah total sebesar 712.479,65 kilometer persedi. Adapun luas wilayah perairan lautnya mencapai 92,4% atau sebesar 658.294,69 kilometer persegi. Hal ini yang semakin mendorong Maluku mampu menjadi LIN bahkan diprediksi bisa menjadi lumbung ikan internasional. Maluku dikenal memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Sebanyak sepertiga potensi perikanan nasional ada di Maluku. Bahkan Maluku juga menjadi potensi lumbung ikan tuna terbesar di dunia dengan hampir 5 ribu kapal penangkapan ikan yang beroperasi.

Di Maluku, ikan pelagis besar dan kecil merupakan jenis ikan yang paling banyak ada di perairan Maluku. Ikan pelagis adalah jenis ikan yang paling banyak ada di perairan Maluku. Jenis ikan ini berada pada lapisan permukaan hingga kolom air seperti ikan tuna, cakalang, teri, kembung, selar, julung dan layang. Potensi Produksi ikan pelagis kecil ini bisa mencapai 169.843,33 ton setiap tahunnya. Sedangkan ikan demersal seperti ikan kakap merah, lencan, ekor kuning, dan baronang sebesar 1135.005,24 ton per tahun, ikan karang sebesar 97.801,78 ton per tahun, potensi lobster sebesar 11.999,74 ton per tahun, cumi-cumi sebesar 35.072,18 ton per tahun, dan udang penied sebesar 26.545,26 ton per tahun. (Investor Daily)

Leave a reply