Ikan Hias Jadi Primadona Sektor Perikanan

JAKARTA – Komoditas ikan hias telah menjadi salah satu primadona bagi sektor kelautan dan perikanan (KP). Pendapatan pelaku usaha ikan hias mencapai Rp 50,85 juta per tahun atau Rp 4,24 juta per bulan, jauh lebih tinggi dari pelaku usaha sektor KP lainnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono mengatakan, berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 yang dirilis BPS, dari 16 bidang sektor pertanian, bidang KP menempati rata-rata pendapatan rumah tangga tertinggi dibandingkan yang lain.

Bahkan subsektor ikan hias, pendapatan yang didapat lebih menguntungkan dibanding subsektor kelautan dan perikanan lainnya. “Pendapatan pelaku usaha ikan hias mencapai Rp 50.847.910 per tahun atau Rp 4.237.330 per bulan. Ini paling tinggi dari perikanan
lainnya. Ikan hias bisa menjadi salah satu komoditas utama dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo,” kata dia dalam focus group discussion Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI)
dan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian KP di Jakarta, baru-baru ini.

Adi mengatakan, jenis ikan hias yang banyak diminati adalah koi sebanyak 3.384 orang, arwana super red sebanyak 1.887 orang, mas koki sebanyak 1.709 orang, cupang hias
sebanyak 1.461 orang, dan cupang laga sebanyak 540 orang. Namun demikian, meski bisnis ikan hias sangat menjanjikan, pelaku bisnis tersebut masih sedikit, hanya 2.027 orang. Padahal, usaha rumah tangga terbesar di bidang penangkapan ikan laut mencapai
386.757 pelaku usaha.

Ia mengatakan, perlu sinergi antara asosiasi ikan hias dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ikan hias melalui penyuluhan, seminar, dan penelitian. Selain itu perlu adanya promosi yang intensif dengan mengikuti pameran di
even nasional dan intenasional. “Perlu juga dilakukan survei mendalam terhadap pelaku usaha ikan hias mulai dari skala kecil. Itu untuk mendapatkan data rinci yang bisa dipakai untuk menentukan arah kebijakan di bidang ikan hias,” ujar Adi.

Pengamat ekonomi dan politik dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Suhana mengatakan, meski jumlah pelaku usaha ikan hias masih sedikit, Indonesia mampu mencapai peringkat ketiga eksportir ikan hias terbesar di dunia. Indonesia pada 2009 belum termasuk negara utama eksportir ikan hias dunia, namun pada 2013 masuk dalam kelompok lima besar. “Ada beberapa strategi untuk menguatkan ikan hias nasional, seperti penguatan peran masyarakat, terutama pembudidaya dan pengusaha ikan hias, penguatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur mtermasuk penguatan benih ikan hias, transportasi, teknologi, penguatan regulasi, koordinasi lintas instansi dan eksekusi kebijakan perikanan
ikan hias,” kata dia.

Berdasarkan data United Nation Comodity Trade (UN-Comtrade), pada 2009 total nilai ekspor ikan hias dunia USS 322.763.153. Dari jumlah itu, Indonesia berkontribusi USS 11.660.944. Waktu itu, lima besar eksportir ikan hias dunia diraih Singapura, Spanyol, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Lalu di 2013, total ekspor ikan hias dunia meningkat menjadi USS 24.197.497 yang mana Indonesia mampu meraih peringkat tiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pencapaian ekspor USS 24.197.497. (leo) Investor Daily

Leave a reply