BUMN Karya Bisnis Pelabuhan CPO
JAKARTA. Geliat bisnis logistik menarik minat dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi untuk menggarap bisnis baru. Kedua perusahaan konstruksi itu adalah PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Keduanya berkongsi bersama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, membentuk perusahaan patungan di bidang pengoperasian dan pengelolaan pelabuhan. Bisnis baru ini ditargetkan menjadi ladang pendapatan berulang alias recurring income bagi kedua perusahaan.
Perusahaan baru itu bernama PT Prima Multi Terminal yang memiliki modal dasar Rp 580 miliar. Adapun modal ditempatkan dan disetor penuh untuk perusahaan baru itu tercatat Rp 174 miliar.
Pemegang saham terbesar adalah PT Pelindo I dengan porsi 55%. Adapun PTPP menguasai 30% dan sisanya 15% dikempit WSKT. Perusahaan baru ini akan mengoperasikan terminal minyak sawit mentah atawa (crude palm oil) curah di Pelabuhan Kuala Tanjung, Medan, Sumatra Utara.
Sebelum mengantongi pendapatan berulang dari anak usaha baru ini, WSKT dan PTPP membidik pengerjaan proyek konstruksi terminal curah kering Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut. “Tahap pertama pembangunan terminal, selanjutnya terminal multipurpose,” kata Lukman Hidayat, direktur PT PP kepada KONTAN, kemarin (30/9).
Sementara Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya, Haris Gunawan menambahkan gambaran mengenai nilai proyek konstruksi maupun potensi keuntungan dari proyek konstruksi Pelabuhan Kuala Tanjung baru akan disampaikannya Oktober mendatang.
Sementara, Taufi Hidayat, Sekretaris Perusahaan PTPP menambahkan manajemen PTPP menargetkan bisa mengantongi keuntungan 10%-11% dari proyek konstruksi pelabuhan tersebut. Adapun keuntungan dari proyek konstruksi itu bisa mengalir ke kas perseroan setelah proyek selesai dibangun.
Sementara potensi pendapatan berulang dari pengoperasian anak usaha itu, baru bisa mengalir ke kas perseroan setelah proyek pelabuhan sudah beroperasi penuh. Untuk informasi saja, terminal CPO di pelabuhan Kuala Tanjung merupakan proyek pendukung untuk kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei. Proyek ini menjadi proyek andalan pemerintah untuk mendukung koridor ekonomi di wilayah Sumatera.
Proyek tahun depan
Walaupun anak perusahaan baru hasil sinergi BUMN itu sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, namun perusahaan baru itu belum bisa beroperasi. Taufi k bilang, calon pelabuhan yang akan dikelola anak usaha itu, baru bisa ground breaking pertengahan tahun depan.
Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung ini masuk daftar proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam rencana awal, akan ada pembangunan terminal kargo, gudang dan lapangan penumpukan seluas 3,12 hektare (ha). Selain itu juga ada terminal curah kering seluas 5,57 ha, terminal curah cair seluas 5,83 ha.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha menilai, sinergi BUMN itu merupakan solusi saat proyek konstruksi dari sektor properti melambat. “Ini merupakan diversifi kasi usaha yang baik,” kata Reza.
Melihat potensi garapan proyek barunya ini, Reza memproyeksikan, anak usaha WSKT dan PTPP itu berpeluang untuk mandiri dan menjalankan operasinya sendiri. Ia menambahkan, perusahaan konstruksi saat ini mesti piawai mencari diversifi kasi bisnis guna menjaga pertumbuhan bisnis saat proyek konstruksi melambat. (Kontan)
Leave a reply
Leave a reply