Kemenhub : Sabuk Selatan Dan Tengah Sudah Terhubung
JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, progres pembangunan jembatan penyeberangan laut adalah Sabuk Selatan dan Sabuk Tengah sudah terhubung, sementara Sabuk Utara masih terus dibangun.
Direktur Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Sudirman Lambali menjelaskan, pihaknya memiliki program penguatan jembatan penyeberangan dengan konsep tiga sabuk, yakni sabuk Selatan yang menghubungkan Sabang sampai Merauke, Sabuk Tengah (Palembang ke Fakfak), dan Sabuk Utara menghubungkan Natuna dan Kalimantan Barat.
“Ini prinsipnya adalah feri sebagai jembatan bergerak. Artinya daratan yang terputus oleh lautan akan dihubungkan dengan kapal penyeberangan (feri). Hingga saat ini sabuk selatan dan tengah sudah terhubung, sementara sabuk utara masih terus kami garap,” kata Sudirman saat dihubungi Investor Daily, awal pekan ini.
Menurut Sudirman, pihaknya sedang mengembangkan Pelabuhan Merak dan
Pelabuhan Bakauheni sejak 2012. Saat ini, lanjut dia, sedang dibangun Terminal 6 di Pelabuhan Bakauheni dan akan dilanjutkan pembangunan Terminal 7 secara paralel. Sementara, pembangunan Terminal 6 dan 7 di Merak masih terganjal masalah sosial, yakni protes dari pihak nelayan dan warga setempat.
“Kebutuhan dana untuk pengembangan masing-masing pelabuhan sekitar Rp
350 miliar. Jika Terminal 6 dan 7 di Merak dan Bakauheni selesai, akan ada penambahan kapasitas sebesar 20% dari saat ini. Pembangunan dilakukan karena kami melihat selalu ada penumpukkan di jalan menuju pelabuhan dan di pelabuhan,” papar dia.
Diminati
Sementara itu, kapal perintis milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, KM Sabuk Nusantara 35, yang merupakan jembatan laut untuk memindahkan orang dan barang di wilayah-wilayah terpencil di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, kini makin diminati masyarakat Aceh, khususnya masyarakat yang tinggal di Meulaboh, Aceh Barat.
“Jumlah penumpang kapal perintis yang mulai beroperasi sejak 2012 itu menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu,” tulis siaran pers Subbag Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Rabu (10/9).
Berdasarkan data KSOP Pelabuhan Meulaboh, sejak Januari hingga Agustus 2014,
jumlah penumpang KM Sabuk Nusantara 35 mencapai 2.148 orang. Sedangkan jumlah penumpang selama 2013 baru mencapai 1.532 orang. KM Sabuk Nusantara 35 ini melayani penumpang dari Meulaboh setiap 15 hari sekali. Sedangkan rute yang dilaluinya antara lain Pelabuhan Meulaboh, Sinabang, Calang, Malahayati, Singkil, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Sibolga, Nias, dan Teluk Bayur.
Adapun untuk harga tiket penumpang adalah rute Meulaboh-Sinabang sebesar
Rp 50.000, rute Sinabang-Calang Rp 75.000, rute Sinabang-Malahayati Rp 100.000, rute Sinabang-Nias Rp 100.000, dan rute Sinabang-Padang Rp 150.000. Sedangkan tiket sepeda motor dengan rute Meulaboh-Sinabang sebesar Rp 75.000.
Pada masa mendatang diperkirakan potensi pertumbuhan tidak hanya terjadi pada
jumlah penumpang namun juga pada jumlah angkutan barang dari dan menuju Pelabuhan Meulaboh yang makin meningkat.
Saat ini di Aceh Barat, termasuk Meulaboh perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batubara sedang berkembang. Saat ini KSOP Pelabuhan Meulaboh baru bisa mengangkut sekitar 4.500 ton CPO milik PT Sucofindo dan 13.500 batubara perbulan. ( Investordaily)
Leave a reply