Proyek Digagas untuk Niaga
KENDAL—Pemerintah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bakal menjadikan pelabuhan Kendal sebagai gerbang utama arus lalu lintas perdagangan ekspor dan impor Indonesia. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengatakan pelabuhan Kendal yang di kenal dengan nama Tanjung Kendal bakal beroperasi secara menyeluruh pada 2016. Dalam waktu dekat, pelabuhan yang akan beroperasi lebih dulu adalah pelabuhan transportasi penyeberangan.
“Pada akhir tahun ini, yang lebih dulu beroperasi adalah untuk [pelabuhan] penyeberangan. Untuk pelabuhan tata niaga pada 2016. Ke depan, pelabuhan ini kami konsep bisa untuk ekspor impor,” katanya, Senin (25/8).
Selama ini, ujarnya, produksi tambak udang vaname tujuan ekspor dari Kendal harus melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebelum ke negara tujuan tertentu.
Oleh karena itu, bupati bermaksud memfungsikan Tanjung Kendal sebagai pelabuhan perdagangan ekspor dan impor serta memutus mata rantai perdagangan melalui pelabuhan di daerah lain. Menurutnya, infrastruktur ke Tanjung Kendal hampir rampung.
Di satu sisi, sejak beroperasinya terminal kayu terpadu (TKT) sebagai pengolahan kayu, tempat ini telah mampu meng ekspor produksi ke tiga negara yakni China, Taiwan dan Jepang. Widya menyakini beroperasinya pelabuhan dan TKT di Kendal dapat menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang. Belum lagi, Kawasan Industri Kendal (KIK) yang bakal beroperasi akhir tahun ini dapat mengurangi angka penggangguran hingga 100%.
“Angka penggangguran di sini sekitar 30.000 jiwa. Sementara itu, kebutuhan tenaga kerja di KIK mencapai 600.000 jiwa. Otomatis, penggangguran tidak ada lagi di Kendal,” tuturnya.
Dia optimistis proyek pelabuhan Kendal yang tuntas pada 2016 akan menarik investor asing untuk membenamkan modalnya di wilayahnya.
Saat ini, pihaknya telah melobi beberapa negara tujuan ekspor untuk memberitahu bahwa pelabuhan akan difungsikan sebagai jalur transportasi dan perdagangan ekspor dan impor.
Direktur PT KIK Sadeni Hendarman mengatakan KIK yang dikelola PT Kawasan Industri Jababeka nantinya membutuhkan 600.000 pekerja yang akan ditempatkan di kawasan industri seluas 3.000 hektare.
Menurutnya, Pemkab Kendal akan membantu menyediakan kebutuhan tenaga kerja yang berasal dari kabupaten untuk mencukupi kebutuhan tersebut hingga 400.000 orang. “Kawasan ini terintegrasi dengan pelabuhan di Kendal. Selain itu, keberadaan bandar udara di Semarang juga sangat mendukung,” tuturnya. Kawasan industri yang berada di jalur pantai utara tersebut diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp2,7 triliun.(Bisnis Indonesia)
Leave a reply
Leave a reply