7 Bank Asing Guyur Pelindo Uang 10 T
PT Pelabuhan Indonesia II .(Persero) mcndapatkan pinjaman sebanyak 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun dari 7 konsorsium bank asing untuk membiayai pembangunan terminal pelabuhan di Kalibaru, Jakarta Utara atau yang sering disebut New Tanjung Priok. Ketujuh bank. asing tersehut yakni Deutsche Bank, ANZ, BTMU, SMBC, Mizuho, Societe Generale, dan UOB.
Dirut Pelindo II RJ Lino mengungkapkan, pinjaman tersebut untuk jangka waktu 5 tahun ke depan dengan tingkat bunga sekitar 2,45 persen (Libor + 220 bps). “Pinjaman luar negeri ini akan digunakan untuk mengembangkan terminal New Priok dan perbaikan
fasilitas pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah naungan Pelirido IT,” ucap Lino dalam keterangan. tertulisnya, kemarin.
Dia menjelaskan, pihaknya kini sedang menunggu persetujuan utang dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN). “Kami berbarap dalam waktu dekat dapal memperoleh 2 miliar dolar AS. Saat ini kami akan meminjam 1 miliar dolar AS dengan greenshowe option dan pencrbitan obligasi atau pihak lain yang akan ditentukan kemudian sesuai kondisi pasar,” jelas Lino.
Sekedar informasi, saat ini pengerjaan proyek New Tanjung Priok tahap 1 Container Terminal 1 telah mencapai 60 persen. Container Terminal New Tanjung Priok ini diharapkan sudah siap dioperasikan pada akbir 2014 dengan panjang dermaga 400 meter.
Terminal itu akan beroperasi penuh pada pertengahan kuartal Ill- 2015 dengan kapasitas daya tampung sebesar 1,5 juta TEUs.
Demo Pelindo
Lebih dari 500 pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JlCT) kemarin menggelar demonstrasi di Istana Negara menyerukan penolakan perpanjangan konsesi kepada perusahaan asing
asal Hong Kong Hutchison Port Holdings (HPH) oleh Pelindo. Ketua Serikat Pekerja JICT Muji Wahyudi menilai, investor asing udah tidak diperlukan dalarn bisnis pelabuhan. Karena kinerja layanan terminal oleh JlCT selama ini justru dihasilkan berkat kompetensi dan kerja keras anak bangsa sendiri.
Dia menilai, perpanjangan konsesi yang dilakukan Pelindo terlalu terburu-buru. Karena, kontrak kerja sama masih lima tahun lagi. Dia melihat, ada potensi kerugian ncgara di dalam perpanjangan konsesi tersebut. Menurut Wahyudi, nilai investasi perpanjangan konsesi JICT tahun 2014 banya sebesar 200 juta dolar AS. Padabal, ketika awal privatisasi pada tahun 1999 nilai investasi mencapai 243 juta dolar AS. • DIR
Leave a reply