2 Korban Masih Hilang
Kapal Pengangkut BBM Tabrak Karang di Lembata
PALANGKARAYA, KOMPAS- Dua korban, Wahyu (3) dan Fahri ( 4), yang hilang akibat tenggelamnya kapal cepat di Laut Jawa, dekat wilayah Batu Mandi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, hingga Kamis (24/7) belum ditemukan. Tim kepolisian dibantu Badan SAR Nasional masih terus mencari kedua anak di bawah lima tahun tersebut.
“Pencarian sejak pukul 07.00 hingga siang belum mendapatkan hasil. Kami baru bisa mengevakuasi bangkai kapal. Pencarian korban kami usahakan maksimal,” kata Kepala Polsek Pegatan Ajun Komisaris Sri Mulyono saat dihubungi Kompas, Kamis, dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kedua korban hilang sejak kapal cepat yang ditumpangi 33 orang itu pecah dihantarn ombak, Rabu lalu pukul.11.00. Kapal yang berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Pegatan, Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, itu dikemudikan Filiansyah (50). Dua orang tewas, yakni Indrawati (28) dan Ulfa (12) (Kompas, 24(7).
“Pemeriksaan awal terhadap Filiansyah dan sejumlah aksi korban yang selamat mengarah bahwa pengemudi menjadi tersangka dan terancam Pasal 359 KUHP, yaitu kelalaian yang menyebabkan korban tewas. Namun, penetapannya sebagai tersangka akan diproses Polres Katingan, besok,” tutur Mulyono.
Tidak menduga dari Larantuka diwartakan, Kapal Motor (KM) Hikam yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM) dari Larantuka, Flores Timur, menuju Lewoleba, Lembata, terbelah menjadi dua bagian setelah menabrak karang di Selat Watuwoko, antara Pulau Adonara dan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Tirnur. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.namun, kejadian tersebut menimbulkan kerugian senilai Rp 2 miliar.
Jonas Masan (31), anak buah kapal KM Hikam di Lewoleba, Karnis, mengatakan, kapal itu berlayar dari Larantuka, Rabu pukul 19.00, dan diprediksi merapat di Dermaga Lewoleba pada pukul 23.00. Namun, setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam, kapal itu tiba-tiba menabrak karang dan terbelah menjadi dua bagian.
“Gelombang laut malarn itu hanya berkisar 1-1,5 meter. Perairan sangat tenang. Lima anak buah kapal bersama nakhoda tidak menduga akan terjadi musibah itu,” kata Masan. Pengangkutan BBM ini sering dilakukan dan selalu aman, termasuk saat gelombang tinggi. Kejadian itu mengejutkan anak buah kapal, nakhoda, dan masinis. Mereka tidak memprediksi akan terjadi musibah itu. Anak buah kapal, nakhoda, dan
masinis kapal berusaha menyelamatkan diri menggunakan jeriken dan kayu yang ada di dalam kapal. Mereka berhasil berenang menuju tepi Pantai Adonara.
Kapal berbobot 50 gross ton yang membawa sekitar 5.000 liter BBM, terdiri dari bensin, solar, pertamax, dan minyak tanah, itu pun kemasukan air laut. BBM itu tersimpan di dalam drum plastik. Kepala Subbagian Humas Polres Flores Timur Iptu Wisok Tokan mengatakan, tim Polairud Flores Timur terjun ke lokasi kejadian. Namun, saat tiba, semua anak buah kapal, nakhoda, dan masinis sudah berada di pantai.
Dari pantauan di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon, Kamis, sejurnlah kapal kayu berbobot di bawah 15 gros ton tak beroperasi. Tidak ada kegiatan bongkar muat. (KOR/DKA/FRN)
Leave a reply